SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Ketua TP PKK Kota Surabaya Rini Indriyani Eri Cahyadi menghadiri sedekah Bumi di Kampung Gadel, Kelurahan Karangpoh, Kecamatan Tandes, Surabaya, Minggu (4/9). Wali Kota Eri bersama Ning Rini juga mengikuti prosesi sedekah bumi itu, termasuk keliling perkampungan hingga ke titik akhir di punden wilayah itu.
Eri mengatakan bahwa bangsa yang baik dan kota yang baik itu adalah yang tidak pernah melupakan tradisi yang sudah dimiliki selama ini. Makanya, ia mengapresiasi sedekah bumi yang digelar di Kampung Gadel itu.
Ia menilai sedekah bumi adalah tradisi yang dimiliki Surabaya dan sampai saat ini masih terus dilanjutkan.“Jadi, tradisi ini harus terus dilanjutkan dan dijalankan, jangan sampai dilupakan,” tegasnya.
Apalagi, lanjut dia, Surabaya ini terkenal dengan budaya “Arek”. Menurutnya, budaya arek sangat lekat dengan toleransi yang tinggi dan gotong royong yang tinggi.
Kali ini, budaya arek itu ditunjukkan di Kampung Gadel saat menggelar sedekah bumi. Sebab, melalui acara itu, seluruh elemen masyarakat di kampung tersebut ikut terlibat, mereka semua bergotong royong dan larut dalam kebersamaan.
“Jadi, sedekah bumi ini menjadi momen kebangkitan di Surabaya untuk selalu bergotong royong, untuk selalu bersama dalam menyelesaikan semua masalah di Kota Surabaya. Mari kita gelorakan kembali budaya arek di Surabaya,” tegasnya.
Sementara itu, Dwi Siswanto, Ketua LPMK Kelurahan Karangpoh yang juga merupakan panitia sedekah bumi itu menyampaikan terimakasih banyak kepada Wali Kota Eri bersama Ketua TP PKK Kota Surabaya yang telah menyempatkan waktu untuk hadir di sedekah bumi di kampungnya. Tentunya, ini akan menambah semangat warga Gadel untuk terus melestarikan tradisi sedekah bumi ini.
“Pak Wali datang langsung di acara yang sakral ini. Tentu, ini menjadi bukti bahwa beliau cinta kepada budaya ini dan cinta kepada warganya, terimakasih banyak,” katanya.
Siswanto menjelaskan bahwa sedekah bumi yang mengelilingi kampung itu diikuti oleh 18 RT ditambah lagi dari karang taruna dan berbagai komunitas lainnya, sehingga total ada 25 kelompok, dan setiap kelompok diikuti oleh 15-20 orang. Sedangkan biayanya, ia mengaku murni berasal dari swadaya masyarakat di kampung tersebut.
“Insya Allah dengan dukungan dari semua elemen masyarakat, terutama dukungan dari Pak Wali Kota, Pak Camat, dan lurah, maka kami akan terus menggelar tradisi sedekah bumi ini ke depannya,” pungkasnya. (ST01)





