SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Pemkot Surabaya menggelar khitan massal bagi siswa SD dan SMP negeri/swasta, serentak di lima wilayah di Kota Surabaya. Total ada 201 peserta mengikuti khitan massal.
Pelaksanaan tersebut digelar di SMP Negeri 9, SMP Negeri 22, SMP Negeri 26, SMP Negeri 11, dan SDN Dr. Soetomo V Kota Surabaya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Bakti Sosial dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke – 77 Republik Indonesia (RI) dan Bulan Muharram 1444 Hijriah.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Kota Surabaya Rini Indriyani, menyapa anak-anak yang mengikuti kegiatan khitanan massal secara daring. Eri memberikan pesan bagi anak-anak yang mengikuti khitanan massal itu.
“Alhamdulilah di SDN Dr. Soetomo V, SMP Negeri 9, SMP Negeri 22, SMP Negeri 26, dan SMP Negeri 11 ada khitan massal untuk Paud, SD, hingga SMP negeri/swasta. Kita lakukan ini serentak dan diinisiasi Dinas Pendidikan Kota Surabaya, guru, dan komite sekolah,” katanya, Sabtu (20/8).
Ia menjelaskan, bahwa pelaksanaan khitan massal tidak hanya dilakukan sebagai syariat agama Islam, melainkan bermanfaat dalam sisi medis untuk menjaga kesehatan. Sehingga, kegiatan ini juga diikuti oleh para siswa beragama non muslim di Kota Surabaya.
“Matur nuwun (terima kasih) karena khitan massal ini dibantu oleh Baznas Kota Surabaya dan komite sekolah. Inilah budaya Arek Suroboyo, yakni toleransi, saling tolong menolong, dan gotong-royong. Maka sudah tidak melihat muslim dan non-muslim,” jelas dia.
Karenanya, ia merasa bangga dengan seluruh masyarakat Kota Surabaya. Sebab, dengan rasa kebersamaan dan kekeluargaan, kegiatan khitan massal ini bisa digelar.
“Ini adalah bentuk edukasi dari sekolah. Kita akan lakukan edukasi lainnya untuk Paud, TK, SD, dan SMP, bekerja sama dengan komite sekolah,” ujar dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh mengatakan kegiatan khitan massal digelar di lima wilayah, dengan diikuti oleh 201 siswa, mulai tingkat Paud hingga SMP Negeri/Swasta.
“Dalam kegiatan ini juga diikuti anak berusia 4 tahun dan 7 siswa non-muslim. Tujuan kami untuk memberikan edukasi agar menciptkan rasa saling bertoleransi, serta untuk menjaga kesehatan tubuh,” kata Yusuf.
Melalui kegiatan ini, ia berharap, anak-anak akan mulai belajar berinteraksi, mandiri, dan saling menciptakan rasa gotong – royong terhadap sesama. “Khitan ini tidak mudah, karena harus memperhatikan mental dan kesiapan anak. Maka semangat dari orang tua, teman, dan lingkungan sekitar sangat diperlukan,” ujar dia.
Pada pelaksanaan tersebut, sesuai dengan arahan Eri Cahyadi, Dispendik Kota Surabaya mengutamakan teknologi medis terbaik untuk para peserta khitan massal. “Kami mencari tenaga medis dan teknik khitan terbaik sesuai dengan kemajuan teknologi,” pungkasnya. (ST01)






