SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berupaya mengentaskan persoalan kesehatan. Salah satunya dengan membenahi sistem pelayanan kesehatan di seluruh fasilitas kesehatan (Fasyankes) milik Pemkot Surabaya untuk mempercepat penuntasan bayi stunting, gizi buruk, menekan angka kematian ibu dan bayi, hingga penurunan kasus aktif Covid-19.
Karenanya, pemkot selalu mengutamakan kesehatan masyarakat dengan saling bersinergi antara tenaga kesehatan, Kader Surabaya Hebat, hingga Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kota Surabaya. Sebab, ilmu kesehatan sangat berpengaruh penting untuk menciptakan generasi sehat dan hebat, sebagai calon pemimpin bangsa di masa depan.
Hal itu disampaikan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat berbagi wawasan mengenai tema ‘Dunia Kedokteran ke depan dari Sudut Pandang Pemerintah Daerah’ dalam kegiatan Halal Bihalal IDI dan Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) Cabang Surabaya, di Harris Hotel dan Conventions Gubeng, Minggu (29/5). Eri hadir bersama Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Rini Indriyani.
“Salah satu contoh yang dekat dengan kita adalah saat Surabaya diguncang Covid-19, Pemkot Surabaya terus didampingi oleh para dokter hebat yang tengah berjuang untuk membantu Nnegara segera terbebas dari pandemi,” kata Eri Cahyadi.
Menurutnya, ketika pemkot menghadapi bayi stunting dan gizi buruk, langsung direspon cepat oleh IDI Cabang Kota Surabaya. Hasilnya, peran dari ilmu kesehatan sangat bermanfaat bagi masyarakat Kota Pahlawan.
Bahkan, seluruh perguruan tinggi yang terdapat Fakultas Ilmu Kedokteran di Kota Surabaya turut berpartisipasi untuk mengentaskan persoalan kesehatan.
“Mereka berbondong-bondong menangani gizi buruk, mulai dari memberikan vitamin dan menghitung gizi makanan. Setelah dibantu oleh IDI dan perguruan tinggi, dari 6.000 bayi stunting dalam kurun waktu 4 bulan langsung turun drastis menjadi 1.000,” jelas dia.
Di samping itu, pasca pandemi Covid-19, Pemkot Surabaya mulai menggaungkan kebangkitan untuk menggerakkan ekonomi dan menyelesaikan persoalan kesehatan. Ia meminta agar IDI Cabang Kota Surabaya untuk terus mendampingi dalam penuntasan segala macam penyakit. “Saya jadi ingat, pertama kali saya menjabat dan dibantu IDI, saya langsung dipanggil Presiden RI Joko Widodo di Jakarta. Saya menjadi contoh, bagaimana Surabaya ini bisa bersinergi dengan para dokter, serta mampu menekan angka kematian,” kenang dia.
Ke depan, Eri Cahyadi berharap bahwa Pemkot Surabaya akan terus bersinergi dengan IDI Cabang Kota Surabaya. Mulai dari pandemi Covid-19, bayi stunting, gizi buruk, menekan angka kematian ibu dan bayi, semuanya telah dilalui pemkot bersama IDI Cabang Kota Surabaya.
Sementara itu Ketua IDI Cabang Surabaya Dr. Brahmana Askandar mengatakan bahwa selama dua tahun terakhir, pihaknya bersama Pemkot Surabaya terus bahu-membahu menyelesaikan berbagai macam persoalan mengenai pandemi Covid-19. Ia juga mengapresiasi pemkot melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya yang ikut berjuang melawan Covid-19.
“Terima kasih Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi atas dukungannya, sehingga memudahkan kami dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Terima kasih juga kepada Ketua TP PKK Kota Surabaya Rini Indriyani yang juga mengerahkan komponennya untuk membantu melakukan penjangkauan pelayanan bagi bayi stunting dan gizi buruk,” katanya. (ST01)