SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengimbau seluruh masyarakat agar selalu menjalankan disipilin protokol kesehatan (prokes). Sebab, Menteri Kesehatan RI memprediksi puncak lonjakan kasus Covid-19 terjadi pada Minggu ketiga bulan Maret 2022.
“Seiring melonjaknya kasus covid-19 sejak awal Februari ini, mohon masyarakat makin ketat menjaga disiplin protokol kesehatan. Sebab, menurut prediksi Menkes kemungkinan puncaknya pada minggu ketiga Maret 2022,” pintanya.
Sebelumnya Khofifah juga meninjau kesiapan Puskesmas Sidayu Kab. Gresik untuk dijadikan isoter, Jumat (4/2) dan menetapkan RS Ijen Boulevard dengan kapasitas bed rumah sakit berjumlah 320 kamar yang berisikan 2 tempat tidur sebagai isoter dan layanan covid-19 pada Sabtu (5/2).
Sebagai informasi, situasi Covid-19 di Jatim menurut data nasional per 5 Februari 2022 menunjukkan bahwa kumulatif konfirmasi kasus Covid-19 mencapai 409.431 kasus dengan penambahan 2.154 kasus baru. Sementara kasus aktif saat ini menyentuh angka 5.055 atau sekitar 1.23%. Sedangkan kasus aktif nasional mencapai 144.497 atau 3.23% dari kasus kumulatif konfirmasi 4.480.423.
Sementara itu tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) di Jatim per 5 Februari 2022 menunjukkan BOR ICU RS 9%, BOR isolasi RS 8%, dan BOR RS Darurat 0%.
Langkah kuratif Pemprov Jatim, lanjut Khofifah, di antaranya dengan membuka kembali layanan bagi pasien Covid-19. Sejumlah 164 rumah sakit di Jawa Timur kembali membuka layanan tersebut. Juga menyiagakan kembali para tenaga kesehatan (nakes) dan relawan.
“Saat ini 164 rumah sakit di Jatim kembali membuka layanan pasien Covid-19. Isoter juga kembali di reaktivasi. saya mohon kita semua waspada tapi jangan panik, Insyaallah pemerintah bekerja keras untuk memberikan perlindungan bagi keselamatan dan perlindungan kesehatan masyarakat,” tuturnya.
Khofifah juga menjelaskan isoter-isoter yang saat ini disiapkan adalah untuk memfasilitasi pasien Covid-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala. Oleh sebab itu ia memastikan bahwa pasien Covid-19 yang bergejala ringan atau tanpa gejala tolong jangan ke rumah sakit. Cukup memilih diarahkan perawatan di isoter-isoter yang telah disiapkan.
“Saya ingin memastikan pasien yang terkonfirmasi Covid-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala untuk mendapatkan perawatan di isoter-isoter seperti ini, termasuk kemarin saya ke rumah sakit Ijen Boulevard di Malang juga untuk pasien gejala ringan dan tanpa gejala,” pintanya.
Ia juga mengatakan bahwa isolasi mandiri (isoman) dapat dilakukan jika kondisi rumah sesuai untuk dijadikan tempat isoman. Seperti memiliki kamar tidur dan kamar mandi yang terpisah. Sehingga kemungkinan terjadinya transmisi dapat dihindari.
“Tetapi kalau misalnya jika isolasi di rumah dikhawatirkan justru berpotensi terhadap kemungkinan transmisi, maka silakan ke isoter,”imbaunya.
“Pada dasarnya seluruh warga Jawa Timur harus merasa terlindungi dan kita semua harus bekerja keras untuk bisa mengendalikan dari lonjakan Covid-19 yang sekarang sedang kita alami,” tegasnya. (ST02)





