SURABAYATODAY.ID, BOJONEGORO – Jembatan Terusan Bojonegoro-Tuban (TBT) diresmikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Rabu (12/1). Jembatan ini menghubungkan akses antara Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro dengan Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban.
Jembatan ini membentang di atas Sungai Bengawan Solo. Jembatan yang dibangun sejak April 2021 dengan memiliki panjang 210 meter, dengan lebar jalur kendaraan 7 meter dan 2 x 1 meter untuk trotoar.
Peresmian tersebut ditandai dengan penekanan tombol bersama-sama oleh Gubernur Jatim, Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah dan Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky.
Gubernur Khofifah menyampaikan apresiasi sinergitas yang dilakukan oleh Bupati Bojonegoro dan Bupati Tuban, atas inisiasi yang dilakukan dalam rangka pembangunan Jembatan TBT tersebut.
“Harapan saya, selain adanya penyiapan koneksitas dan ekonomi, yang tak kalah pentingnya perlindungan dan keselamatan masyarakat,” jelas Khofifah.
“Beberapa waktu yang lalu ada kasus penyeberangan perahu mengalami kecelakaan disini dan ada korban jiwa. Kita berharap perlindungan masyrakat akan ditingkatkan. Salah satu upaya melindungi ialah dengan adanya jembatan ini. Kemudian koneksitas sosial dan efisiensi dengan laju yang memungkinkan melalui jalan ini anytime, ini 24 jam orang bisa membangun mobilitas,” tambahnya.
Khofifah berharap, dengan meluasnya akses Bojonegoro-Tuban yang secara resiprokal (saling berbalasan) lembaga pendidikan dan sektor UMKM juga akan semakin luas disekitar terusan Bojonegoro dan Tuban.
Sementara itu, Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah mengatakan, dengan adanya Jembatan TBT ini akan menambah moda akses ekonomi, sosial dan kekeluargaan serta sinergitas antar kedua kabupaten.
“Saya teringat, Ibu Gubernur menyampaikan bahwa Bojonegoro diharapkan menjadi triger untuk kabupaten lain. Di 2020 kami juga mencoba membuka perluasan akses ke arah Blora, Jawa Tengah sekaligus bisa menopang aktivasi Bandara Ngloran,” ujar Anna.
Senada, Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky mengatakan jika di tahun 2022 Kabupaten Tuban juga akan menggelontorkan dana sebesar Rp 3,4 Milyar, guna perluasan jalan disekitar Jembatan TBT sepanjang 1,8 Km, dengan lebar 6 meter.
“Mohon doanya seluruh masyarakat Tuban-Bojonegoro. Bukan sekadar meningkatkan ekonomi, namun yang rutin setiap tahun kita alami adalah masalah banjir, yang adalah luapan air sehingga menimbulkan banyak korban berjatuhan,” terang dia.
Diresmikannya Jembatan TBT ini, membawa sukacita bagi masyarakat diwilayah Kabupaten Bojonegoro maupun Kabupaten Tuban. Dimana sesuai dengan tujuannya, jembatan ini akan mempermudah transportasi masyarakat dikedua Kabupaten, utamanya disektor ekonomi.
Salah satunya, Siti (45) yang merupakan pedagang sayuran asal Desa Cangakan, Kab Bojonegoro. Dirinya mengaku merasa senang, karena dengan adanya Jembatan TBT tidak perlu lagi bersusah payah menyeberangi Sungai Bengawan Solo untuk mengambil barang dagangannya yang berada di Kabupaten Tuban.
“Sekarang lebih menghemat waktu. Dalam hati juga was-was kalau harus selalu menggunakan perahu untuk menyeberang,” katanya.
Tak hanya itu, menurutmya dengan adanya Jembatan ini, selain menghemat waktu, hasil penjualannya juga semakin bertambah lantaran menjadikan wilayah sekitar menjadi lebih ramai.
Sama halnya dengan Siti, Yono (67) yang merupakan pedagang Kopi asal Tuban juga mengatakan, dirinya mengaku lega karena untuk menuju Kab Ngawi, tempatnya berdagang kini hanya beberapa menit.
“Biasanya saya menyeberang menggunakan perahu 15 menit, tapi saat ini, ada jembatan ini ndak sampai 5 menit,” ujarnya. (ST02)