SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Sumber daya manusia (SDM) unggul jadi prioritas Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui program Jatim Cerdas. Agar berjalan optimal, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta semua pihak dan stakeholders bersinergi untuk memperkokoh pondasi dalam membentuk SDM berkualitas.
Hal ini utamanya dalam memecahkan berbagai persoalan di sektor pendidikan termasuk koneksitas dengan DUDIKA (dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja). Dalam Rakor Dewan Pendidikan Jatim, Khofifah menekankan adanya penguatan literasi dengan mendorong kultur atau budaya membaca.
Ia juga mengajak sinergitas para stakeholders pendidikan dalam menyiapkan struktur dan kultur dalam proses penyiapan SDM paripurna. “Saya berharap melalui kegiatan ini Dewan Pendidikan akan membantu penguatan literasi, dengan terus memonitor perkembangan dan kemajuan pendidikan di Jawa Timur,” ujar Khofifah usai pembukaan Rakor Revitalisasi Dewan Pendidikan Dalam Mendukung Program Jatim Cerdas di Jatim di Hotel Grand Mercure Surabaya, Jumat (12/11).
Gubernur perempuan pertama di Jatim ini menyebut, jika menyinggung soal literasi, tidak hanya dalam hal membaca. Lebih dari itu, berbagai ruang lingkup literasi seperti literasi financial, literasi digital, dan literasi humanis yang menjadikan kecerdasan sosial menjadi bagian yang berseiring dengan kecerdasan intelektual dan kecerdasan spiritual.
“Nah, ini karena kita membangun manusia Indonesia seutuhnya. Maka mendorong literasi berbagai sektor menjadi sangat penting,” jabarnya.
Ia melanjutkan, dalam mewujudkan SDM Unggul Pemprov Jatim melalui Dinas Pendidikan Jatim juga mempunyai program SMA Double Track, yang merupakan program vokasional, khususnya bagi siswa yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Selain itu, SMK yang berstatus BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) yang saat ini tercatat sudah 20 lembaga, di akhir tahun, kata Khofifah rencananya akan bertambah menjadi 77 lembaga SMK berstatus BLUD.
“Ada hal yang saya rasa kita bisa menemukan produk-produk SMK yang sangat genuine, briliant dan out of the box,” jelasnya.
Khofifah menilai inovasi-inovasi tersebut harus ditemukenali, agar bisa di replikasi lebih masif di berbagai daerah. Terlebih lagi, inovasi tersebut dibuat oleh para siswa SMK yang ada di Ponorogo. Tak hanya briket, pupuk organik dengan komponen utama dari limbah sampah organik juga dibuat para siswa SMK di Ponorogo. Yang luar biasa adalah format teknologi tepat guna yang diterapkan. Di mana, untuk finishing teknologi dibuat sendiri oleh para siswa.
“Artinya mereka memiliki kemampuan luar biasa, bagaimana kita semua memberikan pendampingan dan penguatan agar produk makin lama makin efektif dan masif dan memenuhi pasar lebih luas,” kata dia.
Inovasi-inovasi dari siswa, lanjut dia tentu menjadi bagian peran penting bagi Dewan Pendidikan Jatim untuk memberikan masukkan kepada pemerintah. Sebab, banyak anggota Dewan Pendidikan diantaranya merupakan praktisi dan ada yang bergerak di lini intelektual.
“Sehingga apa yang kita harapkan kecerdasan kehidupan bangsa bisa terbangun secara komperehensif dengan kerjasama yang terbangun antara pemprov Jatim, Dinas Pendidikan dan Dewan Pendidikan se- Jatim,” pungkasnya. (ST02)