SURABAYATODAY.ID, SUMENEP – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat termasuk Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) desa/kelurahan memfokuskan upaya gotong royong pada tiga hal. Yakni mitigasi bencana, percepatan vaksinasi, dan upaya pengentasan kemiskinan ekstrem. Hal ini terutama di lima kabupaten/kota di Jatim yang menjadi pilot project percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem.
Terkait mitigasi bencana ini, kata Khofifah, dikarenakan BMKG telah menyampaikan peringatan dini Fenomena La Nina yang diprediksi terjadi di penghujung tahun 2021 ini. Fenomena La Nina tersebut disebut akan memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin puting beliung, dan cuaca ekstrem.
Saat menghadiri puncak peringatan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) XVII dan Hari Kesatuan Gerak PKK ke-48 tingkat Provinsi Jatim di Gedung Graha Adi Poday, Sumenep, ia menekankan pentingnya memaksimalkan upaya mitigasi bencana.
“Selama sebulan pelaksanaan BBGRM ini kepada seluruh masyarakat Jatim terutama kepada LPM desa/ kelurahan, saya minta untuk maksimalkan upaya mitigasi bencana, mulai tengok got atau sungai. Prioritaskan gotong-royong kita adalah untuk melakukan pembersihan sampah, melakukan normalisasi sungai, dan berbagai upaya yang bisa dilakukan di lingkungan kita masing-masing,” katanya.
Kesiapsiagaan ini, lanjutnya, penting dilakukan karena setiap terjadi bencana baik alam maupun non-alam, akan berdampak pada kemiskinan. Untuk itu, Khofifah juga minta masyarakat memfokuskan gotong royong pada pengentasan kemiskinan ekstrem, yaitu kondisi di mana kesejahteraan masyarakat berada di bawah garis kemiskinan yakni memiliki pengeluaran perkapita per hari di bawah US $ 1,9 PPP (Purchasing Power Parity).
“Masing-masing dari lima kabupaten tersebut fokus pada lima kecamatan, dan masing-masing kecamatan fokus pada lima desa. Jadi kepada lima kabupaten di Jatim yang menjadi pilot project atau percontohan program nasional percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem yakni Bangkalan, Sumenep, Probolinggo, Bojonegoro, dan Lamongan, mohon kita fokus pada gotong royong untuk bisa mengentaskan kemiskinan,” katanya.
Selain upaya mitigasi bencana dan pengentasan kemiskinan ekstrem, Khofifah juga meminta masyarakat bergotong royong untuk bersama-sama menyukseskan percepatan vaksinasi di lingkungannya masing-masing.
“bagi yang belum, mari segera mengikuti vaksinasi. Tentu ini menjadi upaya berseiring kita bersama-sama pemerintah bergotong royong mengatasi pandemi Covid-19 sehingga berbagai sektor kehidupan termasuk ekonomi bisa kembali normal,” katanya.
Khofifah mengatakan, semangat kebersamaan dan kegotong royongan selama ini telah mengakar dan melembaga dalam kehidupan masyarakat. Hal ini menjadikan masyarakat hidup rukun dan damai dalam mengisi pembangunan dengan suasana kekeluargaan.
Dalam momen ini, Khofifah juga mengajak masyarakat untuk tidak hanya menjadikan gotong royong sekadar slogan. Karena pada hakikatnya nilai dan esensi gotong royong dalam pembangunan itu harus bisa diwujudkan, dan harus bisa dirasakan nilai manfaatnya oleh masyarakat. (ST02)





