SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mendorong pelaku pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Jawa Timur masuk dalam ekosistem digital. Sebab di era sekarang, menjual produk tidak cukup secara tradisional, namun harus naik kelas dengan memanfaatkan teknologi agar bisa merambah pasar lebih luas.
Memanfaatkan teknologi ini caranya tidak hanya dengan aktivasi media sosial. Namun juga masuk dalam ekosistem market place.
Menurut Khofifah, hal ini sejalan dengan Gerakan Nasional “Bangga Buatan Indonesia” agar masyarakat semakin mudah memperoleh produk lokal baik secara online dan offline. “Salah satu cara agar bisa terus survive di tengah Pandemi Covid-19 ini adalah go digital. Dengan transformasi ke digital ini maka pelaku usaha dan pembeli bisa lebih mudah bertransaksi,” katanya.
Dalam acara pembukaan kegiatan gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI), Sabtu (7/8), ia menerangkan dengan digitalisasi ini jangkauan pasar juga akan menjadi lebih luas ke berbagai wilayah. “Sekarang banyak platform e-commerce, seperti Tokopedia, Bukalapak, JD.ID, Lazada, dan Shopee. Pelaku UMKM bisa memanfaatkan keberadaan e-commerce tersebut agar bisa menjangkau pasar lebih luas. Biaya beriklan digital pun jauh lebih murah. Tinggal siapkan konten dan upload di sosial media,” beber Khofifah.
Mantan Menteri Sosial ini mengatakan, dengan semakin banyak pelaku UMKM yang masuk pasar digital, semakin banyak pula masyarakat yang membeli produk mereka. Sehingga ini bisa meningkatkan omzet usahanya sekaligus menopang pemulihan perekonomian nasional.
Namun demikian, Khofifah menyebut bahwa digitalisasi harus diimbangi dengan kapasitas produksi dan kualitas yang baik. Karena itu, Pemprov Jatim secara aktif melakukan berbagai pelatihan, bimbingan, serta workshop agar produk yang dihasilkan bisa lebih marketable.
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga mengajak seluruh elemen masyarakat terutama sektor swasta dapat benar-benar meresapi gerakan nasional BBI. Langkahnya dengan meningkatkan konsumsi dan penggunaan produk lokal karya anak bangsa.
“Jatim punya banyak produk lokal yang secara kualitas tidak kalah dengan produk impor. Jadi buat apa beli produk impor, kalau Indonesia sendiri punya banyak produk-produk yang juga oke,” terangnya.
“Daripada beli KW buatan luar negeri, mending beli yang ori buatan dalam negeri,” katanya lagi. (ST02)