SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Kegiatan pembelajaran tatap muka direncanakan akan dimulai pada tahun pelajaran baru 2021/2022 sekitar awal Juli 2021. Hal ini berseiring dengan kebijakan pemerintah pusat yang menerbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri yang ditandatangani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri pada tanggal 30 Maret 2021.
SKB tersebut berkaitan dengan panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Di dalamnya disebutkan bahwa pembelajaran tatap muka secara terbatas bisa dimulai pada Juli 2021. Mulai dari jenjang PAUD, pendidikan dasar, pendidikan menengah, hingga perguruan tinggi. Belajar tatap muka terbatas bakal dimulai setelah guru dan tenaga pendidikan disuntik vaksin Covid-19.
Guna memastikan pembelajaran tatap muka berjalan dengan aman, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengharapkan segala sesuatunya dipersiapkan. Mulai dari vaksinasi pada guru SMA, SMK, dan SLB harus selesai 100 persen, protokol kesehatan dijalankan dengan ketat, serta jam belajar dan jumlah prosentase siswa yang mengikuti pembelajaran tatap muka.
Gubernur Khofifah meminta pihak SMA, SMK dan SLB Se-Jatim wajib membentuk Tim Satgas Covid-19 pada tiap sekolah. Satgas tersebut diisi sesuai dengan kearifan lokal, misalnya guru dan murid yang tergabung dalam OSIS di sekolah tersebut.
“Satgas Covid-19 di masing-masing sekolah harus dipastikan clear. Kalau tidak ada satgasnya, maka guru akan kesulitan untuk menertibkan disiplin protokol kesehatan,” katanya.
“Kalau anggota satgasnya teman sebaya akan lebih mudah mengingatkan kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan di sekolah,” tambah Khofifah.
Ia menambahkan, tim Satgas Covid-19 itu nantinya akan menertibkan protokol kesehatan, mengecek jadwal penyemprotan disinfektan di sekolah dan kelas. Selain itu satgas juga menyiapkan stok masker untuk yang lupa membawa masker, dan sebagainya.
Terkait vaksinasi guru, orang nomor satu di Jatim ini meminta kepada Kepala Dinkes Jatim untuk mengirim surat dan berkoordinasi dengan Kepala Dinkes jabupaten/kota se-Jatim untuk pelaksanaan vaksinasi pada guru dan tenaga pendidik SMA, SMK, dan SLB. Ia ingin memastikan pada ahir Juni sudah 100 persen tervaksin.
Karenanya, data vaksinasi untuk guru harus terus dimonitor. Sehingga, diharapkan guru dan tenaga pendidik sebelum yang tervaksinasi bisa segera 100 persen sebelum pembelajaran tatap muka berlangsung.
“Kita harus terus monitor berapa banyak guru yang sudah selesai divaksin, berapa yang baru divaksin sekali, berapa yang belum sama sekali. Termasuk di kabupaten/kota mana saja harus dimaksimalkan,” pinta gubernur perempuan pertama di Jatim ini.
Pada kesempatan yang sama, Khofifah kembali mengingatkan penyebaran Covid-19 masih berlangsung. Varian baru Covid-19 sudah ada yang masuk di Jatim. Karenanya, perlu menjadi perhatian bersama terkait penyebaran Covid-19, protokol kesehatan harus dijalankan dengan ketat. Interaksi saat pembelajaran berlangsung dapat dikendalikan.
“Mari semuanya tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat. Jangan sampai lengah. Para kepala sekolah dan guru harus dapat mengendalikan antara gas dan rem,” tambahnya. (ST02)