SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kota Pahlawan semakin tumbuh. Banyak UMKM baru bermunculan. Produknya pun berbeda-beda, namun unik, menarik, dan berdaya saing.
Salah satunya adalah UMKM Verrinza Design & Art. UMKM yang bergerak dalam bidang fashion ini, menjadikan seni lukis sebagai ciri khas uniknya. Busana, jilbab dan masker, adalah tiga dari sekian ragam produk UMKM yang berlokasi di Jalan Undaan Peneleh V no 22, Surabaya ini.
Pendiri UMKM Verrinza Design & Art bernama Catur Andriani, menuturkan pada momen menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah ini, produknya sangat banyak diminati. Peminat ini terutama kalangan ibu yang menggemari seni lukis.
Mereka membeli jilbab instan (langsung pakai), busana casual, busana muslim,. Bahkan tak sedikit warga memborong masker lukis dengan jumlah yang cukup besar.
“Alhamdulillah, menjelang Lebaran banjir pembeli, yang paling banyak terjual hijab lukis instan dan masker. Hampir setiap hari kami melakukan pengiriman di dalam maupun luar kota,” kata Catur Andriani, Selasa (11/5).
Nindy, sapaan akrab Catur Andriani mengungkapkan banyak keinginan pelanggan yang harus dituruti. Misalnya, kadang pembeli tiba-tiba datang ke UMKM-nya dengan membawa tas dan hijab.
Ternyata mereka ingin tas dan hijab itu diberi lukisan. Nindy pun mengakui menerima pesanan seperti itu. Beberapa hari kemudian, ia dan tim berhasil mewujudkan keinginan pelanggan sesuai pesanan.
“Jadi kebanyakan gitu, biar kembar katanya. Saya juga layani, karena tidak sedikit ibu-ibu yang ingin tampil trendy dengan karya seni lukis,” ungkapnya.


Selain itu, juara 3 Busana Pengantin Arva Award tahun 1995 ini menceritakan, karya miliknya berbeda dengan karya seni lukis lain. Sebab, dia membuat gradasi warna di setiap titik lukisan. Ia juga menerangkan selama proses produksi mulai dari sketsa gambar, bloking hingga pewarnaan dilakukan secara mandiri.
“Kami lakukan itu untuk menjaga kualitas, karena melukis itu dari hati dan mengerjakannya harus focus, tidak bisa digantikan,” papar dia.
Uniknya, untuk pengerjaan busana tidak hanya dilukis. Tetapi juga dipasang payet dan manik-manik agar lukisan di atas kain itu terlihat lebih hidup dan menonjol. Perempuan berusia 45 tahun ini pun memastikan, untuk proeses pengerjaannya tidak membutuhkan waktu yang lama. Menurutnya, untuk hijab dalam satu hari dapat menyelesaikan satu pcs. Sedangkan, untuk masker dalam sehari bisa menyelesaikan sekitar lima buah.
“Nah untuk baju, sekitar dua hari tergantung tingkat kerumitannya. Untuk sepatu tiga hari, dompet bisa satu hari,” jelasnya.
Sementara itu, untuk harga masker berkisar antara Rp 35 ribu – Rp 75 ribu. Kemudian, untuk harga hijab lukis yakni Rp 125 – Rp 185 ribu. Selanjutnya, harga busana berkisar Rp 250 ribu – Rp 500 ribu.
Dia berharap ke depan, warga semakin antusias lagi membeli produk-produk lokal. Apalagi saat ini produk lokal dinilai memiliki kualitas yang tidak kalang dengan produk luar. Karena itu Nindy pun terus melakukan promosi melalui sosial media agar karyanya semakin menjangkau di seluruh pelosok negeri.
“Kita maksimalkan akun Instagram dan Facebook. Saya berharap produk ini semakin terkenal hingga kancah internasional,” pungkasnya. (ST01)







