SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 H, Pemprov Jatim terus meningkatkan kewaspadaan terhadap kelonggaran protokol kesehatan (Prokes), utamanya soal pelarangan mudik. Hal itu dikhawatirkan bisa memicu lonjakan angka positif Covid-19 hingga penyebaran virus varian baru.
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak saat menghadiri rapat koordinasi penegakan disiplin protokol kesehatan dan penanganan Covid-19 di gedung Negara Grahadi, meminta masyarakat Jatim agar tidak lengah. Menurut dia, dari rakor didapatkan update dari Kemenkes, tentang adanya beberapa daerah di Indonesia yang juga mengalami kenaikan kasus.
Namun dari update itu Jatim belum memperlihatkan lonjakan kasus. “Khawatirnya nanti terjadi lonjakan seperti di negara lain, seperti di India. Tentu kekhawatiran lain seperti masuknya varian baru virus dari Inggris, Afrika Selatan, India karena sudah mulai muncul di Indonesia,” kata Emil Dardak.
Menurut Emil, sapaan lekatnya, Jatim perlunya meningkatkan kewaspadaan dalam mengontrol dan menekan penyebaran serta penularan kasus Covid-19. “Kita harus waspada. Tetap langkah kongkretnya adalah dengan mengantisipasi arus mudik ini. Karena pada esensinya, walaupun pembatasan mulai tanggal 6-17 Mei 2021, arus mudik sebelum tanggal tersebut juga harus diantisipasi,” kata Emil.
Berdasarkan data Satgas Covid-19 RI per 2 Mei 2021, prosentase kasus aktif nasional menunjukkan tren penurunan sebanyak – 1,43 persen. Sedangkan pada prosentase angka kesembuhan dan kematian menunjukkan tren kenaikan yang masing masing berada dalam prosentase +1,42 persen dan +0,01 persen.
Sementara angka kumulatif kasus aktif di Jatim sendiri sebanyak 1.756 kasus, dimana posisinya tidak berada dalam kategori 10 provinsi kasus kumulatif aktif terbesar. Sedangkan untuk kumulatif angka kesembuhan tiap provinsi, Jatim berada pada angka 135.711 kasus yang menduduki peringkat 4 kategori kasus sembuh terbanyak.
Masih dalam data yang sama, sebut Emil Dardak, Jatim menduduki posisi tertinggi dalam kontribusi kumulatif angka kematian sebanyak 10.716 kasus. Melihat tren kasus di Jatim yang masih relatif landai, ia menegaskan, bahwa perlunya ada pengawasan kegiatan masyarakat saat ini.
“Pak Menhub tadi juga mengimbau bahwa aktivitas masyarakat ini perlu diwaspadai,” ucapnya.
Selain itu, terang Emil, meningkatnya tren kasus positif di beberapa daerah seperti di Jawa Barat, Riau, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, NTB, Jambi, Kalimantan Tengah, Kep. Bangka Belitung, Banten, Sumatera Selatan dan Lampung yang bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Di antaranya aktivitas belanja menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 H menjadi alasan penting. Untuk itu, Emil meminta perlunya monitoring di pusat perbelanjaan ataupun pasar agar tidak terjadi kerumunan.
“Perlu ada satu proses monitoring dan tindakan tegas serta penertiban apabila terjadi kerumunan-kerumunan yang melebihi batasan PPKM,” tegasnya.
Pelaksanaan rakor juga membahas beberapa arahan terkait perayaan Hari Raya Idul Fitri 1442 H. Termasuk di dalamnya terkait daerah-daerah yang masuk dalam kawasan zona oranye dan zona merah dan imbauan untuk melaksanakan ibadah di rumah masing-masing. (ST02)





