• Redaksi
  • Contact
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
Kamis, 25 September 2025
-18 °c
  • Login
Surabaya Today
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik & Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Serba Serbi
    • Olahraga
    • Sosbud
  • Daerah
  • Advertorial
  • Indeks
No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik & Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Serba Serbi
    • Olahraga
    • Sosbud
  • Daerah
  • Advertorial
  • Indeks
No Result
View All Result
Surabaya Today
No Result
View All Result
Home Daerah

Peneliti Bencana ITS Ungkap Penyebab Banjir

by Redaksi
Selasa, 16 Februari 2021
Salah satu banjir yang merendam permukiman warga. Peneliti ITS menyatakan penyebab banjir tidak hanya karena curah hujan tinggi, melainkan ada faktor lain yang mempengaruhinya.

Salah satu banjir yang merendam permukiman warga. Peneliti ITS menyatakan penyebab banjir tidak hanya karena curah hujan tinggi, melainkan ada faktor lain yang mempengaruhinya.

Surabayatoday.id, Surabaya – Sejak awal tahun 2021, bencana banjir menimpa berbagai daerah di Indonesia. Bahkan hingga Sabtu (13/2) lalu, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir telah terjadi 243 kali.

Curah hujan yang tinggi disebut-sebut sebagai penyebab utama banjir itu. Tetapi Dr Ir Amien Widodo MSi, peneliti bencana dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyatakan bahwa curah hujan tinggi bukan satu-satunya penyebab banjir di Indonesia.

Amien menerangkan, umumnya kota sudah didesain agar dapat menghadapi hujan terbesar. Kapasitas saluran air untuk menampung curah hujan yang digunakan sebuah kota bisa mencapai lima hingga 50 tahun. Bahkan bisa menggunakan perencanaan 100 tahun jika tersedia ruang dan biaya yang cukup.

“Berdasarkan curah hujan tersebut, akan dihitung dan dibuat saluran penampung air hujan dengan dimensi menyesuaikan debit banjir yang akan terjadi,” ungkap peneliti senior dari ITS ini.

BACA JUGA:  Perolehan Naik 300 Persen, ITS Targetkan Kenaikan Penerima Beasiswa

Saluran penampung air tersebut dapat berupa tanggul, bozem, atau rawa yang dibangun di berbagai tempat untuk menampung luapan sungai. Selain itu, untuk mempercepat penurunan muka air banjir, dipasang pompa-pompa air dan juga biasanya dilakukan pengerukan sedimen sungai, rawa, atau bozem untuk mencegah sedimentasi.

“Perencanaan yang telah dilakukan pemerintah itu bisa berjalan sebagaimana mestinya jika masyarakat juga mendukung dan mematuhi peraturan yang dibuat untuk menjaga saluran air,” tutur peneliti dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (MKPI) ITS ini mengingatkan.

Namun, lanjut Amien, sayangnya saluran air yang telah dibuat tidak terjaga dengan baik seiring dengan pesatnya laju pertumbuhan penduduk kota. Menurut keterangan dosen Teknik Geofisika ini, berkurangnya lahan membuat masyarakat mulai merambah dan bermukim di tepi sungai serta pinggiran sekeliling bozem.

BACA JUGA:  Tertulis Resto Ternyata Ada Karaokenya, RHU Disegel Satpol PP

Mereka ada yang menjadikan sungai dan bozem tersebut sebagai tempat pembuangan sampah sehari-hari. Mirisnya, pembuangan sampah pada saluran air juga banyak dijumpai di pemukiman biasa maupun di pemukiman elit.

“Ini sangat memprihatinkan karena hampir semua elemen masyarakat masih ada yang membuang sampah sembarangan, pada akhirnya saat hujan mengguyur mulai banyak saluran yang meluap dan membanjiri seluruh kota,” ungkapnya.

Tidak menutup kemungkinan, apabila hal ini terus menerus dibiarkan dapat mengakibatkan tanggul jebol. Seperti halnya pada kasus banjir Bandarkedungmulyo, Jombang yang baru-baru ini terjadi. Banyak desa terendam air selama berhari-hari termasuk jalan provinsi antara Surabaya – Madiun.

BACA JUGA:  Pengurus KONI Bojonegoro Masa Bakti 2023-2027 Dikukuhkan, Bupati Anna Pesankan Hal Ini

“Banjir Bandarkedungmulyo ini disebabkan jebolnya tanggul karena tidak kuat menahan luapan air, yang mana diakibatkan oleh debit air Sungai Konto Jombang yang tertahan oleh penumpukan kayu, pohon, dan sampah di pintu air Gudo,” jelas Amien.

Amien pun mengungkapkan bahwa sebenarnya sampah di pintu air Gudo sudah diketahui masyarakat beberapa hari sebelumnya. Namun karena tidak segera dilakukan tindakan, maka terjadilah tanggul jebol.

“Melalui kejadian ini, kita belajar bahwa perlunya dibangun jalur komunikasi khusus antara masyarakat di sekitar sungai dengan pihak pengelola sungai,” urainya. (ST02)

Tags: BanjirBencana AlamITSPenyebab BanjirTanggul Jebol
ShareTweetSendShareSend

Related Posts

Kedatangan KRI Teluk Enfr-517 di Dermaga Semampir Barat Koarmada II, Surabaya,

Tiba di Surabaya,KRI Teluk Ende-517  Disambut Danguspurla Koarmada II

Rabu, 24 September 2025
Dr Dra Wiwik Dahani MT yang lulus di usia 63 tahun dan akan diwisuda pada Wisuda ke-132 pada 27 September 2025 mendatang.

Wisudawan Tertua ITS Raih IPK 3,95

Rabu, 24 September 2025
Gubernur Khofifah Indar Parawansa bersama Menteri Koperasi RI pada pembukaan Musyawarah Wilayah Dewan Koperasi Indonesia Wilayah Jawa Timur Tahun 2025 di gedung Negara Grahadi Surabaya.

Muswil Dekopinwil Jatim 2025, Dorong Revitalisasi Lapenkop untuk Peningkatan SDM Pengelola Koperasi

Rabu, 24 September 2025
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa pada pasar murah di Balai Desa Balong Besuk, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.

Pasar Murah ke-99 Digelar di Jombang, Bukti Komitmen Pemprov Jatim Jaga Keterjangkauan dan Stabilitas Harga

Rabu, 24 September 2025

Berita Terkini

Kedatangan KRI Teluk Enfr-517 di Dermaga Semampir Barat Koarmada II, Surabaya,

Tiba di Surabaya,KRI Teluk Ende-517  Disambut Danguspurla Koarmada II

Rabu, 24 September 2025
Dr Dra Wiwik Dahani MT yang lulus di usia 63 tahun dan akan diwisuda pada Wisuda ke-132 pada 27 September 2025 mendatang.

Wisudawan Tertua ITS Raih IPK 3,95

Rabu, 24 September 2025
Gubernur Khofifah Indar Parawansa bersama Menteri Koperasi RI pada pembukaan Musyawarah Wilayah Dewan Koperasi Indonesia Wilayah Jawa Timur Tahun 2025 di gedung Negara Grahadi Surabaya.

Muswil Dekopinwil Jatim 2025, Dorong Revitalisasi Lapenkop untuk Peningkatan SDM Pengelola Koperasi

Rabu, 24 September 2025
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa pada pasar murah di Balai Desa Balong Besuk, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.

Pasar Murah ke-99 Digelar di Jombang, Bukti Komitmen Pemprov Jatim Jaga Keterjangkauan dan Stabilitas Harga

Rabu, 24 September 2025
KRI Bima Suci bertolak dari dermaga. Makassar melanjutkan pelayaran menuju Jakarta.

KRI Bima Suci Akhiri Misi Diplomasi di Makassar Dengan Kunjungan Silaturahmi dan Deck Reception

Selasa, 23 September 2025
Surabaya Today

© 2019 Surabaya Today

Navigate Site

  • Redaksi
  • Contact
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik & Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Serba Serbi
    • Olahraga
    • Sosbud
  • Daerah
  • Advertorial
  • Indeks

© 2019 Surabaya Today

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In