Surabayatoday.id. Trenggalek – Untuk mempercepat penanganan Covid-19 di Kabupaten Trenggalek, Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak melakukan pertemuan dengan para tokoh agama dan tokoh masyarakat Trenggalek di pendapa kabupaten setempat, Sabtu (23/1) siang. Pertemuan yang juga dilakukan bersama jajaran Forkopimda itu untuk mendapat masukan dan pandangan dalam mengatasi lonjakan kasus Covid-19 di kabupaten setempat.
“Kita mencoba menutup area yang dinilai riskan. Ini situasi yang dihadapi bersama. Minta masukan dan pandangan apa yang bisa dilakukan untuk mengubah. Tujuannya untuk bisa mengurangi kasus-kasus yang ada,” ujar Wagub Emil Dardak.
Dia menyampaikan, kehadirannya ingin mendengar respon masyarakat. Pasalnya, banyak orang mendengar bahwa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) itu sama.
“Masyarakat khawatir. Bayangannya itu aktivitas stop. Padahal tidak. Kita ini sedang mencari keseimbangan. Pandemi masih ada, vaksinasi membawa harapan, tapi masih ada masa untuk kita berproses. Maka jangan sampai kewaspadaan ini hilang,” terangnya.
Dibandingkan data 19 Nopember 2020 lalu, Emil menjelaskan, kasus angka tambahan harian meningkat. Dirinya mencontohkan, kasus di Jatim agregatnya sempat mencapai 300 kasus menjadi 900 hingga 1.000 kasus perharinya. Itu naik sampai menjelang akhir tahun.
“Tapi di PPKM ini trennya melandai. Melandai ini bukan berarti tidak ada kasus baru. Angka hariannya itu bisa di kisaran itu,” jelasnya.
Apakah posisi tersebut harus berhenti? Wagub Emil pun menegaskan bukan. Artinya, masyarakat harus menjaga keseimbangan tersebut.
“Makanya PPKM ini bukan berarti stop. Tapi PPKM ini mencari keseimbangan kapasitas yang bisa menekan peningkatan angka harian. Syukur-syukur habis ini turun. Karena yang kita khawatir adalah tempat tidur di rumah sakit (RS) mulai penuh. Ini juga permintaan APD untuk tenaga kesehatan (nakes) mulai lembur untuk menangani Covid-19,” urainya. (ST02)