• Redaksi
  • Contact
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
Sabtu, 2 Desember 2023
-18 °c
  • Login
Surabaya Today
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik & Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Serba Serbi
    • Olahraga
    • Sosbud
  • Daerah
  • Advertorial
  • Indeks
No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik & Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Serba Serbi
    • Olahraga
    • Sosbud
  • Daerah
  • Advertorial
  • Indeks
No Result
View All Result
Surabaya Today
No Result
View All Result
Home Headlines

Di Surabaya Ternyata Ada Perajin Keris, AH Thony: Mereka Butuh Perhatian

by Redaksi
Senin, 19 Oktober 2020

Surabayatoday.id, Surabaya – Menjadi Wakil Ketua DPRD Surabaya, AH Thony tak melupakan kepeduliannya terhadap budaya, tradisi, dan kearifan lokal. Salah satunya tentang senjata zaman keris.

Meski kota metropolitan, di Surabaya ini ternyata ada perajin keris. AH Thony pun mendatangi dan berdiskusi dengan perajin yang sekaligus pedagang keris di kawasan sekitar Pasar Turi baru.

Politisi Partai Gerindra ini mengatakan keris merupakan aset budaya bangsa. Keberadaan perajin keris di Surabaya harus lebih diapresiasi.

“Kebanyakan keris didatangkan dari Jawa Tengah. Padahal, di Surabaya juga ada perajinnya. Mereka ini luput dari sorotan dan perhatian. Jika terus dibiarkan, keris buatan asli Surabaya akan turut lenyap,” ungkapnya.

Saat datang itu, beberapa pedagang meletakkan alat pande di depan kios mereka. Tujuannya agar pembeli bisa melihat langsung proses pembuatan keris.

BACA JUGA:  Ada Random Swab Check di 23 Rest Area di Jawa Timur

Bersama Ketua Dewan Kesenian Jawa Timur (DKJT) Taufik Hidayat alias Taufik Monyong, AH Thony menjelaskan Kota Surabaya membutuhkan regulasi atau Perda Kebudayaan yang mampu mengangkat produk budaya lokal ini. Dikatakan, ia mendapati bahwa para perajin keris tersebut berjuang tanpa bantuan pihak lain.

“Padahal, mereka semua mengharapkan perhatian dari pemerintah,” ujarnya.

Thony menegaskan bahwa Pemkot Surabaya harus ada dan mendampingi agar perajin bisa bangkit. Hal itu sekaligus usaha untuk melestarikan budaya lokal.

Menurutnya, banyak cara yang bisa dilakukan, seperti penyediaan tempat atau workshop yang lebih layak. Sehingga pembeli bisa lebih mudah untuk melihat produk-produk tersebut.

“Ini bisa dikaitkan dengan area Hi-Tech Mall. Jika area tersebut direvitalisasi dan dijadikan sentra kebudayaan, maka perajin keris juga bisa dipindahkan ke sana,” ujarnya.

BACA JUGA:  Empat Langkah Vaksinasi Covid-19: Tunjukkan SMS Blast, Skrining, Suntik, Observasi

AH Thony menegaskan akan memperjuangkan Perda Kebudayaan. Bertumpu pada Undang-Undang Nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, AH Thony bertekad bahwa DPRD Kota Surabaya bakal mengeluarkan perda serupa.

“Harus segera ada meeting besar bersama Pemkot Surabaya dan perajin. Jika sudah ada perda, maka keberadaan perajin ini bisa terlindungi,” jabar dia.

Ia juga mengusulkan untuk meningkatkan kemampuan perajin keris, Pemkot Surabaya juga perlu melakukan pelatihan tentang produksi, manajemen usaha, hingga pemasaran. Bahkan, bantuan berupa teknologi untuk proses produksi juga diperlukan agar pembuatan keris lebih mudah.

Sementara itu, Empu Handy, salah satu pembuat keris mengatakan, selama ini pihaknya berusaha mempertahankan warisan leluhur. Dalam memproduksi keris mereka harus berjuang sendiri.

BACA JUGA:  63 Juta UMI-UMKM Jadi Target Pemulihan Ekonomi Pegadaian

Meskipun kiosnya sepi pembeli, dia terus bertahan. “Bahkan, dalam waktu setahun pun belum tentu laku satu keris pun,” ujarnya.

Empu Handy menjelaskan, keris yang ia jual harganya bervariasi. Mulai dari Rp 150 ribu hingga puluhan juta. “Kami berusaha terus bertahan meski kondisi tidak memungkinkan. Sebab, satu hal yang selalu kami pegang, yakni amanat keluarga untuk terus melestarikan warisan budaya,” ungkapnya.

Hal itu berbeda dengan kondisi sebelum kebakaran. Dahulu, peminat datang dari berbagai wilayah. Bahkan, acapkali para pedagang mengekspor ke luar negeri untuk memenuhi permintaan konsumen. Namun, setelah kebakaran dan kepindahan kios, pedagang tak lagi diuntungkan. Bahkan, dari 50 orang, kini hanya bertahan beberapa pedagang. (ST01)

Tags: AH ThonyBudayaDPRD SurabayaKerisLeluhurPerajin
ShareTweetSendShareSend

Related Posts

Bromo Jadi Taman Nasional Tercantik di Dunia

Sabtu, 2 Desember 2023

Mobilitas Personel Satpol PP Surabaya Dipantau Aplikasi Sapu Jagat

Sabtu, 2 Desember 2023
Peninjauan panel Surya di PT HM Sampoerna oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

10.550 Panel Surya PT HM Sampoerna Diresmikan

Sabtu, 2 Desember 2023
Kepala Dinkes Kota Surabaya, Nanik Sukristina.

Pemkot Surabaya Perluas Layanan dan Masifkan Skrining HIV

Sabtu, 2 Desember 2023

5 Alasan Mengapa Pilih Oriflame

https://www.surabayatoday.id/wp-content/uploads/2023/10/VID-Oriflame.mp4

Berita Terkini

Bromo Jadi Taman Nasional Tercantik di Dunia

Sabtu, 2 Desember 2023

Mobilitas Personel Satpol PP Surabaya Dipantau Aplikasi Sapu Jagat

Sabtu, 2 Desember 2023
Peninjauan panel Surya di PT HM Sampoerna oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

10.550 Panel Surya PT HM Sampoerna Diresmikan

Sabtu, 2 Desember 2023
Kepala Dinkes Kota Surabaya, Nanik Sukristina.

Pemkot Surabaya Perluas Layanan dan Masifkan Skrining HIV

Sabtu, 2 Desember 2023
Rektor ITS Mochamad Ashari  menerima penghargaan sebagai Tokoh Peningkatan Mutu Pendidikan Jawa Timur dari Dinas Pendidikan Provinsi Jatim.

Rektor ITS Terima Penghargaan Tokoh Peningkatan Mutu Pendidikan Jatim

Sabtu, 2 Desember 2023
Surabaya Today

© 2019 Surabaya Today

Navigate Site

  • Redaksi
  • Contact
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik & Pemerintahan
  • Hukum & Kriminal
  • Ekbis
  • Serba Serbi
    • Olahraga
    • Sosbud
  • Daerah
  • Advertorial
  • Indeks

© 2019 Surabaya Today

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In