Surabayatoday.id, Surabaya – Suasana di Laut Jawa berubah seketika. Mendadak dentuman menggelegar dari KRI Hasan Basri-382. Suara dentuman itu pun diikuti dengan timbulnya percikan api.
Suara itu berasal dari meriam kaliber 20 MM, 30 MM, dan 57 MM. Begitu meriam melesat dan menghunjam ke laut, ledakan pun terjadi. Di kedalaman laut bergemuruh oleh ledakan RBU 6000. Ledakan itu pun memecah kesunyian Laut Jawa.
Kejadian ini adalah peristiwa nyata, tapi bukan perang atau adanya kontak senjata antara KRI Hasan Basri-382 dengan musuh. Namun ini adalah rangkaian kegiatan yang merupakan bagian dari uji gladi tugas tempur tingkat II.
KRI Hasan Basri-382 ini adalah dari Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmada II yang memiliki fungsi asasi sebagai kapal penghancur kapal selam musuh. Sedangkan uji gladi tugas tempur (Glagaspur) II dilaksanakan di bawah komando Komandan KRI HBS-382 Letkol Laut (P) Hafidz, M.Tr. (Opsla).
“Uji dilaksanakan setelah sebelumnya dinyatakan lulus uji glagaspur tingkat I oleh tim penilai dari Kolat Armada II,” ungkapnya.


Dikatakan, uji glagaspur tingkat II dimaksudkan untuk menguji kesiapan material. “Dan kecakapan prajurit KRI HBS-382 secara nyata dengan melaksanakan pelayaran, ” ujar Letkol Hafidz.
Ia menambahkan jika KRI HBS-382 dalam kondisi baru saja menyelesaikan pemeliharan tingkat depo hampir satu tahun. Karenanya diharuskan kapal untuk membuktikan kemampuan personel dan materialnya, sebelum mendapatkan perintah tugas operasi pelayaran.
“Kecakapan dan kesiapsiagaan prajurit diuji dalam pelaksanaan peran-peran baik operatif, administratif, darurat, dan khusus,” imbuhnya.
Hal ini menurut Hafidz, juga sesuai dengan perintah Pangkoarmada II Laksda TNI I N.G. Sudihartawan yang juga selaras dengan program prioritas Kasal Laksamana TNI Yudo Margono, khususnya di bidang Pembangunan SDM TNI AL yang unggul. (ST03)





