Surabayatoday.id, Surabaya – Hari ini merupakan hari kedua pelaksanaan sekolah tatap muka di 14 SMP di Surabaya. Dalam sekolah yang masih tahapan simulasi ini, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini jadi guru dadakan.
Awalnua Risma datang mengecek simulasi sekolah tatap muka di SMPN 1 Surabaya, Selasa (8/12). Di situlah Risma secara menjadi pengajar atau guru di hadapan belasan pelajar kelas IX di SMP setempat dan ribuan siswa lain yang mengikutinya secara daring atau online.
Wali kota perempuan pertama di Kota Pahlawan ini mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Ia mengajar tentang dampak positif dan negatif yang ditimbulkan dari globalisasi.
“Persaingan kalian saat ini bukan antara pelajar SMPN 1 dengan SMP lain. Tapi persaingan kalian adalah dengan anak-anak di seluruh dunia. Itulah salah satu dampak globalisasi. Jadi kalian harus sehat, kalian harus kuat, supaya bisa mengalahkan mereka,” katanya.
Bagi Risma, menjadi guru bukanlah yang pertama. Sbelumnya, ia juga beberapa kali menjadi pengajar sekolah daring bagi anak-anak Surabaya. “Sebetulnya ini bukan pertama kali aku ngajar. Ini pertama kali anak-anak (simulasi) masuk sekolah. Mungkin mereka agak terlalu lama libur, jadi kemudian kita ajari pertama yang ringan-ringan dulu termasuk pelajaran saya,” ujarnya.
Ia menjelaskan nantinya akan ada beberapa tokoh lain yang bakal menjadi pengajar dalam simulasi sekolah tatap muka. Salah satunya adalah Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afinta.
“Pak Kapolda Jatim juga nanti akan mengajar,” ungkap dia.
Menurut dia, yang paling penting dalam simulasi ini adalah bagaimana membangkitkan kembali semangat anak-anak belajar di sekolah. Sebab mereka sudah lama tidak menerima pembelajaran langsung secara tatap muka.
Ia menilai, simulasi sekolah tatap muka ini dapat menjadi pendorong atau penyemangat belajar bagi anak-anak di masa transisi. Sehingga ketika sekolah nanti resmi dibuka, anak-anak kembali terbiasa disiplin dengan proses pembelajaran tatap muka.
“Mungkin bisa untuk masa transisi. Tapi nanti kalau lama-lama mereka sudah biasa. Cuma kan mereka harus kita ajarkan disiplin. Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa,” harap dia.
Wali Kota Risma menyebut, melalui simulasi ini diharapkan mendapat suatu gambaran bagaimana untuk evaluasi pelaksanaan ke depan. Bagi dia, simulasi ini juga menjadi experience atau pengalaman bagi Pemkot Surabaya untuk pelaksanaan sekolah tatap muka bagi jenjang pendidikan lain.
“Sebetulnya sudah bagus, protokolnya sudah kita lakukan, kan kita tidak boleh lengah, namanya juga anak-anak,” terang dia. (ST01)





