SURABAYATODAY.ID, BOJONEGORO – Dampak kekeringan akibat terjadinya badai El Nino pada beberapa bulan terakhir ini khususnya di wilayah Kabupaten Bojonegoro menjadi perhatian Pj Bupati Bojonegoro Adriyanto. Ia turun langsung blusukan ke wilayah terdampak, tepatnya Desa Tulungrejo, Kecamatan Sumberrejo.
Peninjauan tersebut dilakukan seusai kunjungan silaturohmi dengan pengasuh dan pengurus Pondok Pesantren At-Tanwir Talun, Kamis (5/10).
Peninjauan tersebut disambut beberapa tokoh masyarakat Desa Tulungrejo. Mereka menyampaikan keluh kesah tentang kurangnya sarana air bersih yang dialami warga selama musim kemarau tahun ini.
“Setiap tahun di musim kemarau warga kami kesulitan mendapatkan air bersih layak konsumsi” ungkap Sekretaris Desa Tulungrejo, Dian Setyo Utomo.
Dia mengungkapkan, tiap tahun warga susah memperoleh sumber air, apalagi di saat musim kemarau panjang seperti tahun ini. “Setiap kemarau panjang warga di sekitar sini kesulitan air untuk konsumsi masak, minum, maupun mandi,” terangnya.
“Kalau sumber air di sini kedalamannya 10 hingga 12 meter sudah tidak keluar airnya, sementara untuk sumber air dalam sekitar 40 meter, airnya asin tak layak konsumsi,” tambahnya.
Lalu dia menjelaskan, Pemkab Bojonegoro melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro sering mendistribusikan bantuan air bersih setiap 2-3 hari sekali. Namun menurutnya, bantuan pasokan air bersih dari BPBD pun dirasa masih belum bisa mencukupi kebutuhan konsumsi air untuk warga.
Volume air setiap pengiriman dari BPBD sebanyak 8000 liter untuk 4 lokasi, Sehingga setiap lokasi mendapatkan jatah 2000 liter air tiap kali pengiriman wargapun berebut habis. Sekdes berharap Pemkab Bojonegoro mampu memfasilitasi untuk pembuatan sumur bor.
Merespon keluhan warga tersebut, Pj Bupati Adriyanto mangatakan akan segera melakukan langkah awal dan tindakan terbaik, yaitu dengan melakukan pemetaan dan survey sumber air menggunakan teknologi geolistrik di beberapa titik potensi sumber air yang nantinya dijadikan sumur bor. (ST10)





