SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Pemkot Surabaya terus mengencarkan semangat kebangsaan. Hal ini untuk mencegah adanya provokasi yang dapat menimbulkan perpecahan di kalangan masyarakat. Instansi pemerintahan di Kota Pahlawan ini berharap tetap terjaga keharmonisan antar umat beragama, ras, suku, dan etnis agar hidup berbaur dan berdampingan.
Salah satu yang dilakukan yakni Pemkot Surabaya bersama Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kota Surabaya menggelar Dialog Kebangsaan dengan tema “Membangun Kebersamaan dalam Bingkai Kebhinekaan”. Kegiatan berlangsung di gedung Sawunggaling, Sabtu (26/8).
“Surabaya merupakan kota metropolitan yang terdiri dari kesatuan, sosial budaya, suku, ras, etnis, bahasa, dan adat istiadat, serta agama. Perbedaan tersebut merupakan kesatuan sosial yang menjadi sumber kekuatan bagi masyarakat,” kata Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Surabaya, Maria Theresia Ekawati Rahayu.
Perempuan yang akrab disapa Yayuk ini berharap, melalui kegiatan tersebut dapat mempererat tali silaturahmi antar tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh suku, tokoh adat, dan toko etnis yang ada di Kota Surabaya. “Semoga dengan kegiatan ini, kita semua dapat bergotong royong dalam meningkatkan nilai-nilai kebersamaan serta nilai persatuan dan kesatuan dalam rangka mewujudkan visi misi Kota Surabaya,” ujar dia.
Sementara itu, Ketua FPK Surabaya, Hoslih Abdullah mengatakan pihaknya berperan serta dalam membantu Pemkot Surabaya dalam menjaga keamanan, ketenangan, dan ketertiban yang ada di Kota Pahlawan. Sebab, FPK juga melihat situasi belakangan ini yang muncul di media sosial, dimana pernyataan tokoh maupun figur hampir menimbulkan perpecahan.
“Terlepas dari benar maupun salah, hal itu bisa membelah kebangsaan kita. Maka di Surabaya kita tidak boleh berleha-leha. Kita berikan penguatan melalui Dialog Kebangsaan ini untuk membangun kebersamaan dalam rangka kebhinekaan,” kata Hoslih.
Ia mengaku bahwa kegiatan dalam rangka pencegahan perpecahan harus terus dilakukan. Seperti di Kota Pahlawan yang terus menjaring suku-suku yang tinggal di Surabaya, saat ini FPK telah menjaring 30 suku.
“Target kita menjaring dan berkomunikasi, tidak hanya pada suku tetapi juga seluruh organisasi masyarakat, pemuka adat, dan pemuka agama. Semoga bisa menjadi contoh dalam menjaga kondusifitas kita bergerak terus,” pungkasnya. (ST01)





