SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, serta Pertanahan (DPRKPP) Kota Surabaya Irvan Wahyudrajad menjelaskan, ada 1.159 Balai RW yang diresmikan pada malam tasyakuran HUT ke-78 RI. Irvan menjelaskan, bangunan Balai RW yang diresmikan serentak kalini ada yang dibangun secara swadaya oleh warga, ada juga yang mendapatkan bantuan dari pemkot melalui dana kelurahan (Dakel).
Irvan menerangkan, seharusnya bangunan balai RW itu dibangun menggunakan swadaya warga. Karena, yang diresmikan kali ini bukanlah fisik dari bangunannya, tetapi semangat dari kegiatan yang ada di balai RW.
“Jadi bermacam-macam ya, ada yang gotong royong dari warga, ada yang dari pemerintah. Perbaikan kecil-kecil menggunakan Dakel. Tapi kalau yang rusaknya berat, semisal atap, itu dari DPRKPP,” tandas Irvan.
Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan kalau ada balai RW yang atapnya rusak, bahkan ada yang catnya sampai tampak kusam, itu bukan berarti tanggung jawab pemerintah. Sebab, Balai RW itu dibangun bukan untuk kepentingan wali kota, akan didirikan untuk kepentingan umat yang berkolaborasi dan bersinergi dengan pemerintahnya secara berkelanjutan.
“Kalau (Balai RW) dibangun untuk kepentingan wali kota salah, karena wali kota tidak selamanya berdiri bersama pemerintahnya. Paling (jabatan) 5 tahun, paling lama 10 tahun, ganti. Siapapun wali kotanya, harus menghormati RW dan pemerintah kotanya. Itu yang saya mau,” ungkapnya.
Hal itu disampaikannya saat meresmikan serentak 1.159 balai RW di Kota Surabaya pada malam tasyakuran jelang HUT ke-78 RI, Rabu (16/8). Peresmian yang dilakukan secara luring dan daring itu, ditandai dengan penandatanganan enam prasasti balai RW secara simbolis oleh Wali Kota Eri Cahyadi di Balai RW 04 Kelurahan Gayungan.
Ia menyatakan peresmian serentak balai RW ini bukan untuk meresmikan bangunannya. Tetapi meresmikan semangat dan kepentingan balai RW untuk warga.
Karena, bangunan ini tak hanya digunakan sebagai tempat berkumpul, tetapi juga dimanfaatkan oleh warga sebagai Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH), Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA), Sinau Bareng, penanganan stunting dan sebagainya.
“Itu yang kita niatkan. Jadi bukan meresmikan bangunannya, tapi semangat dan fungsinya,” katanya. (ST01)





