SURABAYATODAY.ID, TRENGGALEK – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyebutkan saat ini luasan mangrove di Jawa Timur mencapai 1.821 hektare. Per hektar kira-kira 3.300 pohon. Jadi kira-kira sudah ada 7 juta lebih pohon mangrove di Jawa Timur dan itu setara dengan 48 persen hutan mangrove se-Pulau Jawa.
Selain konservasi hutan mangrove, Gubernur Khofifah juga mengatakan bahwa Pemprov Jatim juga melakukan rehabilitasi terumbu karang. Total rehabilitasi terumbu karang tahun 2019-2022 seluas 24,84 ha.
“Jadi bagi kita ada festival mangrove atau tidak, kita tetap nandur mangrove. Ayo bersama-sama kita nandur mangrove,” ajaknya.
Lebih lanjut, secara nasional Indonesia mencanangkan bahwa tahun 2026 net zero emisi (NZE) bisa diwujudkan. Sebab, kata Gubernur Khofifah, sesungguhnya, hampir setiap bulan dirinya selalu menanam mangrove bersama elemen-elemen strategis lain di Jawa Timur.
“Karena kita merasa bahwa penanaman dan pemeliharaan sudah kita lakukan dengan sinergitas yang cukup bagus maka kita memulai festival mangrove untuk mengukur sinergitas dan produktifitas kita di sektor mangrove,” tuturnya.
Menurutnya, nandur mangrove juga berseiring dalam mewujudkan green economy dan blue economy. Menurutnya, saat ini tidak sekadar green economy yang menargetkan pembangunan yang ramah lingkungan. Tetapi, juga harus mulai mewujudkan blue economy yang mana setiap pembangunan harus ramah lingkungan dan tidak menimbulkan limbah.
“Ini adalah ekosistem tata ruang laut yang rangkaian prototype-nya di coba di Kawasan Pantai Mutiara, Pantai Prigi dan area Trenggalek sekaligus menjadi salah satu referensi bagaimana tata ruang biota laut dilakukan oleh Pemprov Jatim bersama Pemkab Trenggalek serta Pokmas kelautan setempat,” pungkasnya. (ST02)





