SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Salah satu fokus Pemkot Surabaya saat ini adalah mengantisipasi penyakit gagal ginjal misterius yang telah menjangkit 131 anak di Indonesia. Instansi pemerintahan ini segera berkoordinasi dengan seluruh layanan fasilitas layanan kesehatan di Kota Pahlawan.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan bahwa di Kota Surabaya belum tercatat adanya pasien anak-anak yang mengidap penyakit gagal ginjal misterius. Nantinya, jika ditemukan kasus tersebut, segera dilakukan penanganan perawatan di RSUD dr Soewandi dan RS Bhakti Dharma Husada (BDH) Surabaya.
“Di Surabaya belum ada. Semoga di Surabaya tidak ada, karena kita sudah antisipasi. Jika itu terjadi maka pengobatannya kita lakukan di RSUD Soewandi dan RS BDH, kita khususkan kalau ada yang sakit langsung kita masukkan (rawat),” kata Wali Kota Eri Cahyadi, Jumat (14/10).
Ia menerangkan, jika terdapat penemuan kasus tersebut maka jaminan biaya rumah sakit bagi pasien KTP Surabaya telah ditanggung oleh Pemkot Surabaya melalui program Universal health Coverage (UHC). Yakni, kerjasama Pemkot Surabaya dengan BPJS Kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara gratis.
“Surabaya sudah memiliki BPJS melalui program UHC, artinya sudah ditanggung semua. Pembiayaan untuk cuci darah dapat dicover dengan BPJS, kalau itu sudah KTP Surabaya maka gratis,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, Nanik Sukristina membenarkan belum ada laporan kasus terkait penyakit gagal ginjal misterius yang menyerang warga Kota Surabaya. Namun pihaknya meningkatkan upaya melalui sosialisasi kepada masyarakat terkait kewaspadaan terhadap penyakit gagal ginjal misterius melalui puskesmas.
“Memantau perkembangan kasus penyakit gagal ginjal misterius melalui portal informasi resmi satu pintu, yaitu WHO dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Serta meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit tersebut melalui pengamatan dan deteksi dini di fasilitas pelayanan kesehatan,” kata Nanik.
Dinkes Surabaya, lanjut dia, juga terus meningkatkan kewaspadaan melalui pengamatan laporan Surveilans Berbasis Kejadian (EBS) di aplikasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) dan deteksi kasus penyakit gagal ginjal misterius yang datang ke fasilitas layanan kesehatan dan melakukan Penyelidikan Epidemiologi kasus apabila ditemukan kasus penyakit gagal ginjal misterius yang berasal dari laporan masyarakat, media, maupun fasilitas layanan kesehatan.
“Untuk penanganan yang diperlukan, sesuai dengan hasil kolaborasi dari dokter spesialis yang menangani, dikarenakan penyakit ini masih belum diketahui penyebabnya. Pasien akan ditangani sesuai dengan tanda dan gejala dari pemeriksaan fisik, anamnesa dan pemeriksaan penunjang. Bila diperlukan, pasien akan dilakukan tindakan cuci darah yang sudah tersedia di Kota Surabaya, di RSUD dr Moh Soewandhie dan RSUD BDH,” ujarnya.
Nanik menambahkan, para orang tua di Kota Surabaya harus tetap tenang dan waspada terhadap penyakit tersebut. Yakni, dengan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi yang tinggi kalori dan protein.
Jika ada keluarga yang sakit, diharapkan untuk segera dibawa ke fasilitas layanan kesehatan untuk memperoleh pengobatan dari dokter.
“Selalu mengecek tanggal kadaluarsa obat/makanan sebelum dikonsumsi dan segera melaporkan jika ada keluarga yang mengalami gejala suspek gagal ginjal misterius. Terutama untuk usia dibawah 18 tahun dengan demam 7-14 hari atau jika ada gangguan pada proses urinaria dan pembengkakan pada bagian- bagian tubuh tertentu,” pungkasnya. (ST01)





