SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama sejumlah kepala Perangkat Daerah (PD) di lingkungan pemkot, meninjau kawasan Dolly pada Senin (29/8). Tinjauan itu dilakukan mulai dari taman, eks Wisma Barbara hingga Pasar Burung dan Batu Akik Dolly.
Eri mengatakan Pemkot Surabaya sedang melakukan penataan menyeluruh kawasan wisata Dolly yang berada di Jalan Kupang Gunung Timur, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan ini. Penataan yang dilakukan tidak hanya bersifat parsial, namun mengkoneksikan seluruh objek yang ada di kawasan itu.
Ia mengungkapkan, bahwa pemkot sedang menyiapkan penataan sejumlah kawasan wisata. Yaitu, di kawasan Klakah Rejo, Sememi dan Jalan Kupang Gunung Timur atau lebih dikenal Gang Dolly.
“Sebenarnya kita sudah punya beberapa tempat atau rumah (eks wisma) yang kita beli (di kawasan Dolly). Tapi puluhan tahun itu tidak digerakkan. Nah, kita akan manfaatkan rumah-rumah ini untuk bergeraknya ekonomi,” kata Eri.
Menurut dia, jika sebuah tempat dikembangkan, kawasan tersebut harus menjadi jujukan wisatawan. Nah, ketika ada pengunjung datang, impact yang didapatkan adalah bagaimana ekonomi warga sekitar bergerak.
“Bagaimana tamannya ada, terus tempat lain juga ada dan jadi tempat jujukan. Jadi ekonominya (warga) tetap bergerak di sini,” katanya.
Selain bakal menggunakan sejumlah eks wisma yang sudah dibeli pemkot, pihaknya juga akan menata ulang eks Wisma Barbara. Gedung yang memiliki enam tingkat itu akan ditata ulang penggunaan pada setiap lantainya.
“Kita punya anak-anak muda Surabaya yang bergerak di bidang perfilman. Itu bisa pakai eks Gedung Barbara untuk working space di lantai 4, 5, dan 6 yang masih kosong. Bisa dipakai teman-teman membuat film terkait Dolly Saiki (Sekarang) dan Dolly Biyen (Dahulu),” jelasnya.
Sedangkan di lantai 1 eks Gedung Barbara, kata dia, akan digunakan untuk kafe atau rumah makan beserta display produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Sementara untuk produksi sandal, selanjutnya dapat memanfaatkan lantai 2. “Kalau jadi tempat wisata, produksinya (sandal) harusnya di atas. Yang bawah (Lantai 1) dibuat kafe sambil menampilkan produk-produknya, jadi nyambung. Nah, inikan yang harus diubah,” terangnya.
Karena itu, Eri menekankan kepada jajarannya agar ketika merencanakan pengembangan sebuah kawasan, tidak dilakukan secara parsial atau sepotong-sepotong. Seperti pengembangan kawasan wisata di Dolly, harus dilakukan secara menyeluruh.
“Makanya tadi saya minta teman-teman agar tidak berjalan sendiri-sendiri, harus bareng-bareng,” pesan dia. (ST01)





