SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa membuka Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XXIV Tahun 2022 di Coorporate University BPSDM Prov Jatim, Surabaya, Senin (22/2) malam. Di hadapan seluruh peserta PKN baik di pusat dan daerah , Gubernur Khofifah minta peserta dapat meningkatkan sensitifitas atas isu-isu global.
Utamanya terkait potensi dunia mengalami krisis pangan, krisis energi serta krisis keuangan yang bisa mengancam kestabilan dalam negeri. Karenanya, pemahaman terkait geopolotik dan geostrategis menjadi penting diluar kompetensi ASN yang dimiliki. Saat ini dinamika internasional sangat fluktuatif.
Hal ini, tegas Khofifah seiring dengan arahan Presiden Joko Widodo, bahwa tiga krisis tengah mengancam dunia internasional, termasuk Indonesia harus waspada. Yaitu, Krisis pangan, energi dan keuangan. Selain itu isu inflasi di berbagai negara juga patut menjadi perhatian bersama.
“Betapa sensitifitas kita semua menjadi penting untuk melihat betapa besarnya pengaruh inflasi bagi tatanan kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu di luar kompetensi ASN yang diberikan, maka geopolitik dan geostrategis menjadi penting,” tutur Khofifah.
“Di sektor apapun, kepala dinas apapun, Sekda, Walikota, Gubernur, semuanya harus melakukan berbagai langkah mitigatif yang serius,” lanjutnya.
Gubernur Khofifah menambahkan, ketiga krisis tersebut juga menjelma menjadi ancaman inflasi bagi perekonomian dunia. Maka dari itu, Awareness atau kesiapsiagaan dari seluruh kepala daerah dan tim nya perlu ditingkatkan.
“Jadi selain SDGs, skill yang paling dibutuhkan dan dimiliki oleh ASN kita adalah Complex problem solving dan Social skill,” tandasnya.
Melalui pematangan skill pada PKN Tk. II, Khofifah menyakini akan terbentuk karakter ASN yang bisa mendukung 5 Agenda Besar Indonesia Maju. Yaitu, Hilirisasi dan Industrialisasi SDA, Optimalisasi sumber energi bersih dan hijau, perlindungan hukum, sosial, politik dan ekonomi rakyat, UMKM Naik kelas dan pembanguna IKN.
Tujuannya adalah demi mewujudkan Indonesia Pulih lebih cepat dan Bangkit lebih kuat. Sehingga, bukan hanya sebagai jargon, namun lebih kepada semangat dan doa atas kemajuan bangsa Indonesia di masa depan.
“Ini semua yang akan menjadi ruh pada pelaksanaan PKN Tk. II kali ini. Karena seluruh pengayaan di PKN ini diharapkan sudah bisa terlihat begitu kembali ke daerah maupun instansi asal masing-masing,” terangnya.(ST02)





