SURABAYATODAY.ID, BOJONEGORO – Terkait sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa) APBD Kabupaten Bojonegoro tahun 2021 yang besar menjadi sorotan di DPRD Bojonegoro. Silpa besar itu disebabkan oleh dua hal, pertama karena ada pelampauan pendapatan, dan kedua karena ada efesiensi belanja atau belanja tidak maksimal.
Aggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD kabupaten Bojonegoro Ahmad Supriyanto menyatakan dirinya dari Fraksi Partai Golkar selalu mencermati setiap anggaran hingga nol rupiah uang APBD Kabupaten Bojonegoro. “Karena itu untuk kita pertanggungjawabkan kepada rakyat atau masyarakat,” atanya.
Ahmad Supriyanto juga menyampaikan bahwa, di dalam laporan pertanggungjawaban APBD tahun 2021, khususnya anggaran belanja, secara akumulatif terealisasi sebesar 80,96 persen yaitu dari total plafon anggaran 6,2 triliun terealisasi Rp 5,086 triliun.
Rinciannya adalah belanja pegawai dari plafon sebesar 1,2 triliun terealisasi sebesar Rp 1,003 triliun atau 78,00 persen.
“Selanjutnya belanja barang dan jasa dari plafon sebesar Rp 1,247 triliun terealisasi Rp 1,015 triliun atau sebesar 81,39 persen, serta belanja hibah dari plafon Rp 418 miliar terealisasi Rp 335 miliar atau sebesar 80,29 persen, “kata Ahmad.
Kemudian belanja bantuan sosial dari plafon Rp 213 miliar terealisasi Rp 205 miliar atau 95,89 persen, belanja bantuan keuangan dari plafon Rp 1,074 triliun terealisasi Rp 858 miliar atau sebesar 79,89 persen, belanja modal Rp 1,950 triliun terealisasi Rp 1,619 triliun, atau 87,53 persen, belanja tak terduga dari Rp 178 miliar terealisasi sebesar Rp 34 miliar atau 19,43 persen, dan yransfer bagi hasil pajak dan retribusi dari plafon Rp 14,489 miliar terealisasi Rp 14,489 miliar atau 100 persen. (ST10)





