SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Gerak cepat dan sinergi terus dilakukan pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Jawa Timur. Berbagai pihak bergotong royong mengerahkan upayanya untuk menekan Covid-19.
Upaya tersebut mampu memberikan hasil yang menggembirakan bagi Provinsi Jawa Timur. Setelah terus mengalami penambahan kabupaten/kota yang masuk level 1 berdasarkan assesment dari Kemenkes RI, provinsi paling ujung timur Pulau Jawa ini juga mendapatkan perbaikan dari beberapa unsur penanganan Covid-19.
Berdasarkan rilis harian Kemenkes RI dan RS Online periode 15 Juli – 27 September 2021, beberapa unsur mengalami penurunan. Di antaranya, kasus harian dari 8.230 menjadi 92. Artinya terjadi penurunan sebanyak 98 persen pada rentang waktu periode tersebut. Kasus kematian harian mengalami penurunan dari 211 orang menjadi 14 atau turun sebanyak 93 persen.
Dari segi keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) juga mengalami penurunan baik Isolasi, ICU pada RS, maupun BOR pada RS Lapangan. BOR Isolasi pada periode 15 Juli – 27 September 2021 menurun dari 81 persen menjadi 6 persen atau terjadi penurunan sebesar 75 persen. BOR ICU menurun dari 78 persen menjadi 11 persen atau turunnya sebanyak 67 persen. Sementara BOR RS Lapangan juga mengalami penurunan dari 74 persen menjadi 5 persen atau turun 69 persen.
Sebagai informasi, WHO menyatakan maksimal keterisian BOR di daerah adalah 60 persen.
“Alhamdulillah, dari data yang dilansir dari rilis harian Kemenkes RI maupun RS Online, jumlah kasus harian kita mengalami penurunan sebanyak 98 persen. Begitu juga BOR RS terus menurun signifikan. BOR isolasi misalnya terdapat penurunan sebanyak 75 persen periode 15 Juli-27 September 2021,” ujar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
“Ini patut kita syukuri bersama dan saya sampaikan terima kasih atas kerja keras dan sinergi dari berbagai elemen masyarakat di Jatim. Mohon tetap jaga protokol kesehatan dan percepat vaksinasi,” tambahnya.
Menurut Khofifah, terjadinya penurunan atau pelandaian BOR yang signifikan ini menjadi kabar baik. Apalagi di Jatim penurunan tak hanya BOR isolasi, tetapi juga ICU dan RS Lapangan. Sebagaimana diketahui sesuai standar dari WHO (organisasi kesehatan dunia) itu BOR minimal 60 persen. (ST02)





