SURABAYATODAY-ID, SURABAYA – Selain pelajar yang memberikan bantuan sembako dan uang Rp 1 miliar, bantuan lain juga terus berdatangan. Salah satunya dari Vihara Buddhayana Dharmawira Center (BDC) yang ada dalam naungan Keluarga Buddhayana Indonesia Provinsi Jawa Timur.
Bantuan tersebut berupa beras 30 ton dan masker medis 6 ribu boks, ditambah 6 ribu paket makanan selama 40 hari ke depan yang merupakan donasi dari Young Buddhist Association bekerjasama dengan Vihara Buddhayana Dharmawira Centre.
Selain itu, bantuan juga datang dari International College of Surgeons Indonesia Section berupa 20 unit High Flow Nasal Cannule (HNFC) dan 15 unit syringe pump yang setara dengan Rp 1,2 miliar. Bantuan juga datang dari Persatuan Islam Tionghoa Indonesia – Jatim Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia berupa 1.500 paket sembako dan 4 ribu kilogram beras. Ada pula bantuan dari Astra Isuzu berupa 260 liter hand soap.
Semua bantuan itu diterima langsung oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan didampingi oleh Forkopimda Kota Surabaya. Wali Kota Eri menyampaikan bahwa Surabaya dalam mengatasi pandemi Covid-19 dan memutus mata rantai penyebarannya tidak bisa berjalan sendirian.
Dikatakan, butuh kebersamaan dan kekuatan gotong-royong dari semua elemen masyarakat. Hal itu akan menjadi tonggak untuk bersama-sama memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Surabaya.
“Begitu banyak bantuan yang datang. Ini menunjukkan bahwa Kota Surabaya dalam berjuang melawan Covid-19 sama seperti berjuang pada 10 November 1945,” katanya.
“Ada yang berjuang dengan kekuatan doanya, ada yang berjuang dengan kekuatan hartanya, ada yang berjuang dengan kekuatan fisiknya, dan ada yang berjuang dari segala titik yang mereka punya,” terang Eri.
Menurut Eri, kebersamaan dan gotong royong itu muncul kembali di Kota Pahlawan ini. Hal ini bukan berarti pemerintahannya yang hebat, dan bukan pula wali kotanya yang hebat. Namun, semua itu bisa terwujud karena hebatnya seluruh warga Surabaya dan semua elemen masyarakat.
Diungkapkan, berbagai bantuan itu akan menambah semangat jajaran Pemkot Surabaya, termasuk para nakes yang sedang berjuang merawat warga Surabaya yang terpapar Covid-19. Apalagi salah satu bantuan adalah High Flow Nasal Cannule (HNFC) dan syringe pump yang sangat dibutuhkan untuk membantu warga yang terpapar Covid-19.
“Ini sangat dibutuhkan oleh warga yang sakit, karena kami sudah mencari ini sangat susah. Alhamdulillah sekarang dibantu,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Majelis Buddhayana Indonesia Provinsi Jawa Timur, Tosin, mengaku terketuk hatinya membantu pemkot. Ia menyatakan komunitas di Vihara Buddhayana Dharmawira Center (BDC) adalah bagian dari warga Surabaya. “Tentunya, ketika melihat saudara-saudara kita ada yang susah, maka kita membantu bersama-sama,” kata Tosin.
Ia juga memastikan bahwa pihaknya sudah sejak awal Covid-19 membantu Pemkot Surabaya dan warga Surabaya mengatasi pandemi. “Selama ini kita juga sudah membantu warga yang isolasi mandiri. Totalnya sudah kurang lebih 2 ribuan paket makanan yang kami berikan. Bantuan ini akan terus kami berikan,” tambahnya.


Selain itu, Paul L. Tahalele, selaku Ketua International College of Surgeons Indonesia Section yang juga menyerahkan bantuan menyampaikan bahwa persatuan dokter bedah sedunia yang berpusat di Chicago merasa ikut prihatin karena angka kasus Covid-19 di Indonesia meningkat. Bahkan angka kematian dokter di Indonesia sudah melebihi 600 orang.
“Nah, ada untungnya dan kebetulan ketua saya ada di Surabaya (sehingga diserahkan kepada Pemkot Surabaya). Saya resminya pensiunan dari Unair,” kata Paul L.
Ia menjelaskan bahwa mendapatkan informasi dari Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Rachmanita kalau ada kebutuhan yang kurang. Salah satunya High Flow Nasal Cannule (HNFC) dan syringe pump, dan akhirnya dibantulah alat langka dan mahal ini.
“Nantinya ini akan dibagi-bagikan ke rumah sakit-rumah sakit yang membutuhkan di Surabaya, dan total semua bantuan ini sebesar Rp 1,2 miliar,” pungkasnya. (ST01)





