SURABAYATODAY.ID,SURABAYA – Perubahan nama pada gapura makam di wilayah Babatan, Surabaya memicu protes warga. Sebelumnya kawasan pemakaman tersebut dikenal sebagai “Makam Islam Babatan”, sesuai papan kayu jati lama yang telah terpasang bertahun-tahun. Namun kini tulisan itu diganti menjadi “Makam Babatan” di gapura baru berbahan cor permanen.
Perubahan nama yang dilakukan tanpa musyawarah dinilai menghilangkan identitas serta sejarah makam.
Warga Babatan, Giono, mengatakan masyarakat tidak mempermasalahkan pembangunan gapura baru, namun menolak penghapusan nama yang telah digunakan sejak lama.
“Kami tidak menolak pembangunan. Yang kami keberatan hanya penghapusan nama ‘Makam Islam’ yang sudah ada sejak dulu. Itu identitas,” ujarnya, Selasa (9/12/2025).
Menurut warga, persoalan ini sebenarnya bukan hal baru. Pada tahun 2024 lalu, sempat dilakukan mediasi di kantor Kelurahan Babatan. Namun pertemuan tersebut tidak menghasilkan kesepakatan bersama.
“Sudah pernah dimediasi tahun 2024 di kantor kelurahan, tapi tidak ada titik temu. Kami berharap musyawarah, bukan keputusan sepihak,” tambah Giono.
Tokoh agama sekaligus Modin Babatan, H. Abdurahman, juga menegaskan bahwa nama lama memiliki nilai historis dan religius bagi warga.
“Sejak dulu masyarakat menyebutnya Makam Islam Babatan. Ada banyak tokoh agama dimakamkan di sini, sehingga nama itu bukan bisa dicabut begitu saja,” tegasnya.
Sementara itu, warga juga menilai tindakan pembongkaran papan jati lama dilakukan tanpa persetujuan bersama. “Kami kecewa karena papan nama lama tetap dibongkar meski belum ada kesepakatan. Seharusnya lurah sebagai penengah bisa menjaga aspirasi, bukan memutuskan sepihak,” ujarnya merujuk pada peran Lurah Babatan saat itu, Fitrah.
Ketua LPMK Babatan, Sigit, berharap masalah ini tidak melebar dan dapat diselesaikan melalui dialog terbuka. “Aspirasi warga harus dihormati. Jika belum ada kesepakatan bersama, maka keputusan perlu dikaji ulang. Kami akan fasilitasi musyawarah agar tidak ada pihak yang dirugikan,” katanya.
Sigit memastikan pihaknya akan kembali memediasi warga, tokoh agama, pengelola makam, dan kelurahan untuk mencari keputusan terbaik. “Kami akan duduk bersama dan menyelesaikan persoalan ini dengan musyawarah,” tuturnya.
Hingga berita ini tayang, belum ada keterangan resmi dari pihak pengelola makam maupun pihak kelurahan terkait alasan perubahan nama tersebut.
Masyarakat berharap tulisan “Makam Islam Babatan” dikembalikan atau dicantumkan berdampingan agar identitas sejarah tidak hilang begitu saja.(ST11)





