SURABAYATODAY.ID, JOMBANG – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menghadiri acara puncak peringatan 200 Tahun Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang pada Sabtu (25/10) malam.
Mengangkat tema “Mewariskan Daya Juang Berkhidmah Membangun Peradaban”, acara ini juga dihadiri Wakil Presiden Indonesia ke-13 Periode 2019-2024 Prof KH Ma’ruf Amin, Menko Bidang Pangan RI Zulkifli Hasan, Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah Pacet Prof KH Asep Saifudin Chalim, Ketua Majelis Pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas KH Hasib Wahab Hasbullah, ratusan Alim Ulama’ dan Forkopimda Kabupaten Jombang.
Dalam kesempatan itu, Wagub Emil menyampaikan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang merupakan salah satu pesantren tertua di Jombang yang didirikan pada 1825 M dan tahun ini menginjak usia 200 tahun atau 2 Abad.
“Alhamdulillah suatu kehormatan menjadi bagian dari puncak peringatan hari lahir ke 200 Tahun Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas Jombang,” kata Wagub Emil.
“200 tahun adalah waktu yang sangat panjang dan tidak mudah suatu institusi untuk bertahan sekian lama. Tetapi Ponpes Tambakberas telah membuktikan bahwa dengan semakin bertambah tahun menjadi semakin kokoh dan mengakar,” tambahnya.
Menurutnya, Pondok Pesantren adalah mercusuar ilmu dan moralitas yang turut memberikan andil yang besar membangun bangsa dari berbagai aspek seperti ekonomi, sosial, budaya, moral, dan akhlak.
“Ini adalah mercusuar ilmu dan moralitas sejak dua abad lalu sejak 1825. Kalau Indonesia ingin berdiri kokoh, mari kita pastikan Pondok Pesantren menjadi tiang penyangga kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia,” imbuhnya.
“Sistem pendidikan di ponpes ini menggabungkan pendidikan agama dan pengetahuan umum. Santri dibentuk, digembleng dan ditanamkan nilai-nilai moral, akhlak dan karakter luhur,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Emil menambahkan, sistem pendidikan di pesantren tidak lekang oleh zaman. Penanaman nilai-nilai spiritual dan intelektualitas bagi santri inilah kemudian membentuk santri patriot yang luar biasa.
“Kita akan menyongsong datangnya 10 November. Mungkin tidak ada 10 November kalau tidak ada cerita resolusi jihad karena banyak yang gugur dimedan pertempuran 10 November adalah santri-santri patriot yang luar biasa,” tegasnya.
Oleh karena itu, dirinya berharap, di usia Ponpes Bahrul Ulum yang menginjak abad ketiga bisa menjadi abad yang lebih istimewa lagi membentuk santri-santri yang berkontribusi pada pembangunan bangsa.
“Memasuki usia abad yang ketiga, semoga menjadi abad yang lebih istimewa bagi Jawa Timur, Indonesia dan dunia,” pungkasnya. (ST02)





