SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Sekolah Rakyat (SR) di Surabaya akan ditempatkan di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Kampus Lidah Wetan Surabaya. Di kampus tersebut sudah memiliki gedung untuk sekolah, juga asrama.
Rektor Unesa Prof Dr Nurhasan mengatakan bahwa Unesa sangat siap untuk turut menyukseskan program SR oleh pemerintah pusat. Ia mengatakan kampus Unesa memiliki keunggulan utamanya adalah ramah disabilitas, fasilitas olahraga dan seni budaya.
Ia menyebut untuk asrama, Unesa telah menyiapkan asrama berkapasitas 150 orang. “Ketika nanti ditugasi pemerintah untuk sekolah rakyat terutama di level SMA maka tidak ada persoalan. Untuk angkatan pertama di Juli mendatang, Insya Allah Unesa sudah siap,” ujarnya.
Sementara itu Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa berharap kesiapan Unsesa ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain sehingga bisa mempercepat pemutusan rantai kemiskinan melalui pendidikan.
Tidak hanya kesiapan gedung beserta seluruh fasilitasnya, Gubernur Khofifah juga menekankan pada kesiapan non fisik berupa konsep penyelenggaraan SR. Ia pun mengapresiasi konsep yang telah dibuat oleh Unesa yang mengedepankan proses pembentukan karakter melalui tiga tahap, yaitu input – proses – output.
“Secara konseptual sudah disiapkan oleh Unesa. Saya harap pada Rakor RPJMD tanggal 29 April mendatang, Pak Rektor berkenan mempresentasikan konsep SR kepada bupati/wali kota dan stakeholder lainnya,” katanya.
Di sisi lain, Gubernur Khofifah juga menegaskan bahwa pihaknya terus proaktif terhadap semua proses pelaksanaan SR oleh pemerintah pusat. Salah satunya adalah dengan proaktif pada data keluarga yang berada di Desil 1 dalam Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
“Dari DTSEN kita mungkin 42 persen menyisir di Desil 1. Sehingga, ketika dari pusat nantinya menggunakan Desil 1 untuk perekrutan SR, Insya Allah kita ada dalam posisi siap menyelenggarakam SR di Juli mendatang,” ucapnya optimis.
Di akhir, Khofifah menyebut pihaknya akan terus update terhadap guidance lanjutan dari pemerintah pusat, baik proses pembelajaran hingga rekrutmen tenaga pendidik dan asramanya.
“Pada dasarnya kita baru menyiapkan fisiknya. Yaitu gedung. Tapi terkait proses pembelajaran, rekruitmennya kita masih menunggu,” katanya. (ST02)





