SURABAYATODAY.ID, SIDOARJO – Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono meninjau dua wilayah di Sidoarjo yang terendam banjir sejak tanggal 24 Desember 2024 lalu. Di antaranya perumahan Pepelegi Indah dan Desa Sawotratap Kabupaten Sidoarjo, Kamis (26/12).
Adhy meninjau lokasi banjir untuk memetakan penanganan yang tepat bagi masyarakat. Sebab, di dua lokasi tersebut, genangan masih terbilang tinggi. Masih berkisar 30 hingga 45 sentimeter. Bahkan genangan banjir juga masuk ke dalam rumah-rumah warga.
Adhy mengatakan, penyebab banjir disebabkan volume sungai untuk menampung debit air sudah berubah. Terjadi sedimentasi, banyaknya tumpukan sampah dan bangunan liar yang menghambat aliran air. Akibatnya, aliran sungai tidak mengalir atau menyempit dengan tanah dan lumpur.
“Dua hari ini, curah hujan tinggi sesuai dengan prediksi BMKG. Persoalan banjir adalah persoalan struktural. Artinya fokus yang harus segera dibereskan adalah sarana dan prasarana air Bersama bupati siap melakukan pengerukan manual dan semi manual dan pemompaan air,” ujar Adhy.
Lebih lanjut, hari ini juga diturunkan alat untuk membersihkan eceng gondok, sampah dan urukan sedimentasi. Termasuk tetap melakukan modifikasi cuaca untuk mengurangi debitnya.
“Secara struktur kita bersihkan sungai-sungai kecil yang sepadan jalan yang sudah masuk ke dalam rumah. Akan kami koordinasikan dengan kabupaten Sidoarjo dan gorong-gorong jalan nasional yang dibersihkan,” jelasnya.
Setelah meninjau kawasan pepelegi, Pj gubernur beserta rombongan meninjau wilayah Sawotratap. Di sana, kondisi banjir serupa dengan yang terjadi di Pepelegi. Air yang dari Pepelegi dan sekitarnya merambat ke Sawotratap.
Adhy mengaku secara sistem penanggulangan bencana di Jatim sudah bagus dan kuat. Namun, prediksi BMKG bahwa curah hujan, gelombang tinggi dan angin kencang lebih besar dari tahun sebelumnya harus menjadi atensi bersama. Hal ini disebabkan, iklim tropis dari Australia barat dan China Selatan yang masuk ke Indonesia.
“Sudah diperingatkan untuk siaga. Kami upayakan dengan teknologi untuk menurunkan intensitas air hujan serta membersihkan struktur sungai dan gorong-gorong,” tutupnya. (ST02)





