SURABAYATODAY.ID, BOJONEGORO – Pembangunan di bidang peternakan merupakan salah satu jalan mewujudkan swasembada atau kemandirian pangan. Kemandirian pangan menjadi kunci untuk menjaga ketahanan pangan nasional, sekaligus meningkatkan kesejahteraan peternak.
Kaitannya dengan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro terus berkomitmen mewujudkannya melalui berbagai program dan kebijakan yang strategis. Salah satunya melalui Dinas Peternakan Dan Perikanan yang menyelenggarakan kontes dan pameran ternak tahun 2024 di pasar hewan Desa Kedungbondo, Kecamatan Balen.
Kegiatan diikuti 28 kecamatan peserta dan dihadiri Pj Bupati Bojonegoro Adriyanto. Kontes dan pameran ternak ini menampilkan komoditas unggulan diantaranya sapi ekstrim, dan sapi cross. Selain itu juga calon indukan, sapi pedet calon kereman, sapi PO calon indukan/indukan, juga kambing PE dan domba lokal.
“Pasar ternak ini seharusnya bisa menjadi tempat wisata” jadi bukan hanya tempat untuk transaksi jual beli hewan ternak, namun bisa menjadi tempat wisata, ujar Pj Bupati Bojonegoro Adriyanto.
Ia berharap anak-anak dapat menimba ilmu dari pasar tersebut. ‘Jadi anak-anak nantinya bisa belajar tentang hewan ternak. Tetapi pasar hewan ini harus kita jaga, kita rapikan dan kita bersihkan, jadi semakin bersih tempat dagang kita saya yakin orang akan tertarik datang kemari, lanjutnya.
Selain itu Adriyanto menginginkan pasar hewan ini ada sentuhan UMKM nya. Selain pasar ternak, ia berharap ada yang menjual susu sapi, susu kambing daging beku dan produk yang lainnya. “Saya yakin bisa. Jadi bisa kita jadikan kegiatan dan tempat ini menjadi tujuan wisata karena potensi pasarnya ada,” jelasnya.
Sedangkan tentang kontes dan pameran ternak ini, menurutnya hal ini mempunyai tugas untuk mendukung program presiden, yaitu menjaga ketahanan pangan, dalam hal ini termasuk ternak. Dikatakan, Bojonegoro adalah daerah yang kaya hewan ternak. “Populasi di wilayah kita termasuk populasi yang besar, ini bisa kita manfaatkan sebagai modal untuk memperkuat ketahanan pangan kita, khususnya di bidang peternakan,” terang Adriyanto.
Namun ia juga mengingatkan bahwa ada PR yang harus diselesaikan. Yaitu hewan harus sehat, hewan harus memenuhi standar tertentu, dan peternakan harus bisa menjadikan penghasilan yang baik kepada para peternak.
Di sisi lain, usaha peternakan di Bojonegoro saat ini kembali bergairah sejak wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mulai terkendali. Harga komoditas peternakan mulai stabil. Perkembangan peternakan Bojonegoro selama tiga tahun terakhir mengalami pertumbuhan 0,24% untuk sapi, kambing 0,42%, dan domba 3,14% . (ST12)





