SURABAYATODAY.ID, BOJONEGORO – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bojonegoro menggelar Farm Field Day (FFD) Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) 2024. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Temu, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Kamis (19/9).
Kepala DKPP Bojonegoro, Helmy Elizabeth mengatakan bahwa Kabupaten Bojonegoro merupakan penyumbang padi terbesar ketiga se-Jawa Timur. Bojonegoro memiliki luas baku sawah 83.197 hektare.
Ia menjelaskan kegiatan FFD ini untuk meningkatkan produksi hasil pertanian dengan biaya yang minim. “Tujuannya agar para petani mendapatkan keuntungan yang besar dengan cara menggunakan ilmu dan teknologi yang terus berkembang,” ungkapnya.
SL-PTT padi, lanjut Helmy, merupakan metode alih teknologi kepada petani sebagai pembelajaran PTT guna mendukung program nasional peningkatan produksi dan swasembada beras di Indonesia.
“Saya meyakini SL-PTT tidak hanya target produksi yang sudah bisa dicapai petani. Tapi apa yang bisa ditingkatkan lebih dari itu. Kami akan selalu bersama petani untuk sharing tentang ilmu dan teknologi baru yang ada agar hasil maksimal dengan biaya yang efisien,” kata Helmy.
Ia berharap melalui penerapan teknologi pada kegiatan Sekolah Lapang ini dapat menciptakan sumber daya manusia (SDM) petani yang maju, mandiri dan modern.
Sementara itu Camat Kanor Agus Saiful Aris mengatakan SL-PTT ini bermanfaat sekali bagi kelompok tani di Kecamatan Kanor. “Kegiatan ini memberikan mindset kepada petani bahwa pertanian ini perlu dikembangkan semaksimal mungkin dengan teknologi dan ilmu terbaru. Pertanian butuh produksi yang semakin bertambah tapi pengeluaran semakin berkurang sehingga perekonomian petani meningkat,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Temu, Sentot Pranoto mengungkapkan Sekolah Lapang dapat meningkatkan pendapatan hasil panen Desa Temu sesuai dengan apa yang diharapkan gapoktan.
“Saya yakin penghasilan dari pengelolaan tanaman akan meningkat dan juga dapat menggali potensi dari petani yang ada di Kecamatan Kanor dan sekitarnya. Dengan adanya Sekolah Lapang ini hasil panen dari petani yang meningkat dapat membantu program pemerintah dalam swasembada pangan,” ucap Sentot. (ST10)





