SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Jelang Pilkada serentak pada November 2024 mendatang, KPU Surabaya memiliki maskot Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Pilwali) Surabaya. Maskot itu kini mulai disosialisasikan.
Komisioner KPU Surabaya Bidang Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM, Subairi menjelaskan maskot Pilwali ini dinamakan ‘Si Mbois’. Maskot tersebut merupakan hasil dari lomba yang diselenggarakan KPU Surabaya beberapa waktu lalu.
Menurutnya, Si Mbois adalah singkatan dari ‘Siap Memilih dan Berdemokrasi untuk Surabaya’. “Nama itu adalah doa, agar pelaksanaan Pilwali Surabaya 2024 berjalan demokratis, lancar dan sukses,” ujar Subairi.
Si Mbois ini adalah desain dengan gambar buaya yang merupakan salah satu hewan yang menjadi ikon Kota Pahlawan. Desain itu dipilih menjadi maskot Pilwali karena karakter buayanya ramah dan lucu. Sedang simbol buaya adalah hewan yang penuh semangat, cerdas, ramah, dan bijaksana.
Pada desain itu, ‘Si Mbois’ ini dinilai menjunjung tinggi budaya dan kearifan lokal. Lengan maskot dibikin panjang casual yang berwarna orange (warna KPU). Sementara bajunya terdapat perpaduan warna antara hijau, merah, hitam dan putih yang terlihat tampil energik.
Maskot buaya juga memakai kacamata warna kuning yang mencerminkan karakter cerdas. “Dengan kombinasi udeng/blangkon khas Surabaya serta balutan jarik dengan corak batik semanggi membuat tampilan makin estetik dan mbois (keren),” jelas Subairi.
Secara keseluruhan, lanjut Subairi, si Mbois menjadi maskot yang mencerminkan karakter warga Surabaya sebagai warga kota metropolitan yang cerdas, peduli, dan bijak dalam menentukan calon pemimpinnya di pemilihan wali kota dan wakil wali kota Surabaya 2024.
Sedangkan Wahyu Kokang, salah satu juri lomba desain maskot Pilwali Surabaya ini mengatakan alasan buaya menjadi gambar yang pas. “Penggambaran buayanya kami anggap pas, karena imut. Tidak sangar. Selain itu pernak-perniknya juga lengkap, seperti udeng, kaus dan batik semanggi yang dikenakan,” jelasnya.
Sementara itu, selain maskot, KPU Surabaya juga sudah memiliki mars dan jingle PIlwali Surabaya. Jingle ini juga hasil dari lomba. Juri jingle dari Unesa, Mita menyatakan, jingle yang terpilih mengandung nilai ikon makanan khas Surabaya, sepeti rujak uleg dan semanggi dengan durasi yang tidak terlalu panjang.
“Jingle ini mudah dikenal dan dihafal masyarakat Surabaya,” ucapnya.
Di sisi lain, Ketua KPU Surabaya Nur Syamsi menyampaikan permintaan maaf jika ada yang kurang pas dalam pelayanan terkait tugas dan fungsi Anggota komisioner KPU. “Karena tanpa peran media, tentu tidak afdol karena berkaitan dengan agenda sosialisasi,” ucapnya.
Sedangkan Komisioner KPU Devisi Teknis Penyelenggaraan, Soeprayitno
Berharap Tingkat partisipasi pemilih naik. “Harapan saya partisipasi masyarakat naik menjadi 75 persen,” kata dia. (ST01)





