SURABAYATODAY.ID, BOJONEGORO – Pupuk semakin langka menyebabkan harga melambung tinggi. Praktik di lapangan kerap ditemukan penjualannya melebihi harga eceran tertinggi (HET).
Wakil Ketua DPRD Bojonegoro Mitro’atin menuturkan, terkait kompleksnya masalah hutan termasuk pupuk menjadi sorotan penting. Sebelumnya pernah dibahas rancangan peraturan daerah (raperda) perlindungan masyarakat hutan.
‘’Karena adanya KHDPK (kawasan hutan dengan pengelolaan khusus) kami tangguhkan,” katanya.
Ia menyatakan prrihatin dengan kondisi di lapangan. Khususnya terkait penjualan pupuk melebihi harga eceran tertinggi (HET), karena sangat merugikan petani.
Ia meminta ada tindakan tegas pada distributor seperti kios-kios penjual pupuk baik subsidi maupun nonsubsidi. “Distributor nakal harus dipecat,” tegas Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golongan Karya (Golkar) Bojonegoro tersebut.
Mitro’atin menambahkan, dalam waktu dekat akan dilakukan inspeksi mendadak (sidak) terkait kelangkaan dan harga pupuk. Bekerja sama dengan kelompok tani hutan (KTH) maupun lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) hingga dinas ketahanan pangan dan pertanian (DKPP).
‘’Pelaksanaannya belum bisa infokan. Karena bersifat mendadak,” ungkap politisi asal Kecamatan Tambakrejo tersebut. (ST10)





