SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi membuka langsung forum Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) dalam rangka penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Surabaya tahun 2025-2045, di Graha Sawunggaling Pemkot Surabaya, Selasa (2/4). Musrenbang RPJPD menjadi titik penting dalam membangun pondasi pembangunan di 20 tahun ke depan.
Dalam kesempatan tersebut, bonus demografi atau kelompok usia produktif menjadi prioritas utama penyusunan RPJPD 2025-2045. Karenanya, untuk menekan pengangguran, jumlah penduduk dengan usia produktif atau angkatan kerja harus meningkatkan dan menggerakan kemampuannya sehingga bisa mendapatkan pekerjaan.
“Jadi memaksimalkan investasi yang ada untuk pergerakan ekonomi dan untuk menyelesaikan bonus demografi. Karena itulah dalam RPJPD 2025-2045, bagaimana kita bisa memanfaatkan bonus demografi itu yang terpenting,” kata Wali Kota Eri.
Salah satu bentuk komitmen tersebut adalah melalui program 1 Keluarga Miskin (Gamis) 1 Sarjana. Selanjutnya, jumlah mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi itu akan dipetakan berdasarkan program studi (prodi). Dengan demikian, Pemkot Surabaya dapat memperkirakan, serta memetakan proyeksi kebutuhan kota.
“Upaya komitmen salah satunya adalah 1 Keluarga Miskin 1 sarjana. Ketika sudah sarjana, kita tahu sarjana jurusan apa? Maka kita bisa memperkirakan di 5 tahun ke depan, kegiatan apa yang terbesar sehingga kita arahkan kesana,” terang dia.
Karenanya untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemkot Surabaya. Bahkan, IPM Kota Surabaya berada di angka 83,99 dengan kategori sangat tinggi menjadi modal untuk meraih hasil dari bonus demografi.
“Yang saya kuatkan adalah SDM, karena jika tidak menyelesaikan SDM maka semakin banyak orang yang masuk ke umur produktif tapi tidak memiliki kemampuan,” ujarnya.
Wali Kota Eri mengaku bahwa dalam merencanakan pembangunan bukanlah perkara mudah. Potensi perkembangan Industri di wilayah sekitar Surabaya harus mampu dimanfaatkan untuk mendorong penguatan sektor perdagangan dan jasa di Kota Pahlawan.
“Memaksimalkan investasi untuk pergerakan ekonomi dan menyelesaikan bonus demografi. Contoh di Margomulyo di belakangnya ada Kecamatan Asemrowo, Jalan Tambak Pring, berarti manfaatnya apa dari pergudangan? Maka harus bermanfaat untuk kampung sekitar. Sebetulnya Kampung Madani ini adalah pijakan untuk menuju kesana,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajat mengatakan, RPJPD merupakan dokumen perencanaan daerah untuk periode 20 tahun. Penyusunan RPJPD ini menjadi momen penting karena selanjutnya akan menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Berdasarkan dengan timeline yang diamanatkan oleh Instruksi Menteri Dalam Negeri nomor 11 tahun 2024, tentang Pedoman Penyusunan RPJPD tahun 2025-2045 maka Musrenbang RPJPD Kota Surabaya dilaksanakan pada minggu pertama bulan April 2024.
“RPJPD Kota Surabaya disusun dengan mempertimbangkan faktor internal sebagai modal pembangunan, capaian kinerja, permasalah yang perlu diselesaikan, serta faktor eksternal yang mempengaruhi pembangunan di masa depan. Masukan dalam Musrenbang ini selanjutnya akan kami tindaklanjuti dengan penyempurnaan rancangan akhir RPJPD dan penyelarasan akhir dengan RPJPD Provinsi Jatim, serta RPJP Nasional,” pungkasnya. (ST01)