SURABAYATODAY.ID, BOJONEGORO – Sebanyak 24 grup atau kelompok peserta Lomba Oklik unjuk kebolehan dalam rangkaian Festival Ramadan Bojonegoro 2024, Minggu (31/3). Meski sempat diguyur hujan sebelum dilaksanakanya acara, masyarakat tetap antusias memadati lokasi pemberangkatan dan sepanjang rute kegiatan, menyaksikan pagelaran di malam bulan Ramadan tersebut.
Diawali dengan pemukulan alat musik oklik (alat musik dari bambu), puluhan regu bergantian unjuk kebolehan di depan juri. Kemudian, peserta melanjutkan perjalanan melewati rute Jalan P. Mas Tumapel (start) – Imam Bonjol – Mastrip – MH. Thamrin – Panglima Sudirman – AKBP M. Soeroko – Imam Bonjol – P. Mas Tumapel (finish).
Dalam sambutannya mewakili Pj Bupati Bojonegoro, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kusnandaka Tjatur Prasetijo menyampaikan bahwa, kegiatan ini digelar dalam rangka mendorong tumbuh kembangnya ekonomi dan UMKM di Bojonegoro.
“Kita dorong dalam rangka peningkatan ekonomi masyarakat Bojonegoro,” ungkapnya.
Kusnandaka menambahkan, Oklik ini merupakan warisan budaya tak benda di Kabupaten Bojonegoro. Maka, menjadi tanggung jawab semua untuk mengajarkan kepada generasi mendatang secara terus menerus. Semua pihak harus mempelajari, agar Oklik berkembang sebagai bagian budaya perilaku masyarakat setiap hari.
“Oklik harus mengikuti perkembangan zaman, itulah yang namanya kreativitas. Seluruhnya, baik kepada penonton maupun peserta, semoga agenda ini bisa menjadi tontonan yang bermanfaat bagi kita semua,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro, Budiyanto menyampaikan tujuan Lomba Oklik dalam Festival Ramadhan 2024 ini diselenggarakan dalam rangka menyemarakkan bulan suci Ramadan 1445 H. Juga sebagai pengungkit ekonomi berbasis seni budaya dengan kesenian asli lokal Bojonegoro.
“Seperti yang kita ketahui, Oklik ini adalah kesenian asli Bojonegoro yang sudah diakui sebagai hak kekayaan intelektual komunal, yang masuk dalam dua ketegori yaitu ekspresi budaya tradisional, yang kedua adalah pengetahuan tradisional. Maka mari kita lestarikan menjadi warisan budaya tak benda nasional,” tandasnya.
Lebih lanjut, Budiyanto menyampaikan bahwa dalam kegiatan ini jumlah peserta sengaja dibatasi. Sebab pertimbangan keamanan dan kekhusyuan di Bulan Ramadhan. Maka peserta yang mengikuti lomba kali ini sebanyak 24 kelompok/regu.
Peserta dinilai tiga dewan juri yakni Ade Sutarto seniman dan budayawan dari Kabupaten Ngawi, Eko Hardoyo seniman musik dari Kabupaten Tuban, dan Yuli Setiyanto seniman dari Kabupaten Bojonegoro.
“Lomba Oklik ini diambil 6 juara yang akan mendapatkan tropi, piagam penghargaan dan uang pembinaan,” terangnya.
Sementara itu, salah satu peserta lomba Oklik dari Grup Putro Sapu Djagat, Herlambang Prajna Madya menuturkan dirinya merasa sangat senang, dengan kegiatan-kegiatan Pemkab Bojonegoro seperti ini. Meskipun awal kedatanganya di lokasi disambut dengan hujan deras, namun dirinya bersama kelompok yang terdiri dari 17 orang tetap bersemangat.
“Pokoknya kita semua tetap semangat, karena semua sudah kita persiapkan dari jauh-jauh hari. Semoga kedepanya kesenian Oklik selalu jaya,” ungkapnya. (ST10)





