SURABAYATODAY.ID, GRESIK – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto meninjau dampak gempa bumi di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Minggu (24/3). Pulau ini menjadi kawasan paling terdampak gempa tektonik Magnitudo 6,5 di 132 km Timur Laut Tuban pada dua hari lalu, Jumat (22/3).
Ia datang bersama Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono. Letjen TNI Suharyanto mengatakan bahwa pemerintah pusat telah menyediakan bantuan dana bagi rumah yang rusak. Untuk rumah rusak ringan, disediakan dana Rp 15 juta. Untuk rusak sedang Rp 30 juta dan rusak berat sebesar Rp 60 juta.
“Untuk kategori rumah rusak ringan, sedang, maupun berat, kami sudah punya kriteria tersendiri. Untuk saat ini memang difokuskan kebutuhan logistik seperti air minum. Nanti setelah tidak ada gempa susulan lagi kita akan masuk ke tahap rehabilitasi rekonstruksi seperti di daerah lain,” jelasnya.
Suharyanto pun meminta agar masyarakat tidak percaya kepada berita hoaks tentang bencana. Pasalnya, hal tersebut dapat menyebabkan kepanikan yang hanya akan mengganggu psikologi warga.
“Dari segi ilmu pengetahuan menurut BMKG, gempa ini tidak berpotensi tsunami. Saya minta kepada rekan-rekan media juga tolong sampaikan informasi ini. Karena kemarin pada saat gempa hari Jumat, muncul foto-foto yang ternyata Gempa Cianjur tahun 2022,” katanya.
Sedangkan Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono mengatakan sudah berdiskusi dengan BMKG bahwa kemungkinannya sudah kecil untuk terjadi gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami. “Tapi saya memahami bahwa ketakutan masih ada, maka memang dibutuhkan dukungan trauma healing ini,” kata dia.
Dalam kesempatan ini, Pj Gubernur juga Adhy berpesan untuk tetap siaga. Ia mengingatkan bahwa Jawa Timur berada dalam area _ring of fire_ yang membuatnya rentan bencana alam, terutama gempa bumi. Meski begitu, pemerintah akan berusaha melakukan mitigasi bencana sedini mungkin.
Untuk diketahui, berdasarkan data BMKG per 24 Maret 2024 pada pukul 11.00 WIB telah terjadi 238 gempa bumi. Dilaporkan, skala gempa yang terjadi berangsur-angsur menurun. (ST02)





