SURABAYATODAY.ID, BOJONEGORO – Bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Komandan Kodim (Dandim) 0813 Bojonegoro Letkol Czi Arief Rochman Hakim, menyambut kunjungan kerja Menteri Pertanian (Mentan) RI Andi Amran Sulaiman ke Desa Tulungagung Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro, Senin (18/3).
Turut mendampingi kunjungan Mentan RI, di antaranya Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI Rafael Granada Baay, Dirjen Kementan RI Ir Suwandi, Aster Kasdam V Brawijaya Kolonel Inf Heri Bambang Wahyudi, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan RI, Tjahya Widayanti, dan Dirjen Tanaman Pangan RI, Sumarjo Gatot Irianto.
Selain itu, hadir pula Danrem 082/CPYJ Kolonel Inf Heri Rustandi, Kepala Bakorwil Bojonegoro Agung Subagyo, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Bambang Heriyanto, Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Helmy Elisabeth, Kepala Divisi Regional Bulog Jatim Muhammad Hasyim, para SKPD Kabupaten Bojonegoro, jajaran Forkopimcam, kepala desa, KUPT, PPL dan Gapoktan se- Kecamatan Baureno serta masyarakat Desa Tulungagung.
Mentan RI Andi Amran Sulaiman mengapresiasi semangat hubernur Jatim, bupati dan Pangdam V Brawijaya untuk meningkatkan Kabupaten Bojonegoro sebagai lumbung pangan nomor satu di Indonesia. Dia berharap, Indonesia dapat berswasembada pangan yang di mulai dari Kabupaten Bojonegoro.
“Pangan itu senjata yang ampuh, karena jika krisis pangan melanda tentu akan mengubah krisis politik dan sosial antara kita,” ujarnya.
Disampaikan juga bahwa Indonesia tidak lagi mengimpor produk-produk pertanian seperti beras, jagung, bawang, dan cabai. Hal tersebut berhasil ditunjukkan pada dunia bahwa petani mampu mencukupi pangan penduduk Indonesia.
“Sampai sekarang tidak ada impor, namun tidak boleh puas karena masih ada komoditas lain yang akan dikejar,” kata Mentan RI Andi Amran Sulaiman.
Saat meninjau mekanisme pompanisasi air Sungai Bengawan Solo di Desa Tulungagung ini, Mentan RI Andi Amran Sulaiman, mengatakan bahwa program pompanisasi air tersebut dapat mengatasi kondisi pangan di Indonesia. Saat ini fase El Nino masih belum selesai. Namun, setelah ini akan memasuki masa transisi musim kemarau dan pasti curah hujan akan sedikit.
Kondisi kemarau tersebut, menurut Mentan RI tentu menyulitkan bagi para petani mendapatkan air untuk tanaman padinya. Sehingga, pompanisasi ini menjadi solusi yang cepat untuk menangani kondisi pangan saat ini.
Dia menjelaskan pompanisasi menjadi solusi efektif saat Bengawan Solo masih memiliki sisa air yang langsung dapat dimanfaatkan oleh para petani.
“Kita pompa airnya untuk digunakan tanaman padi yang kekeringan. Hal ini juga bisa menambah jumlah panen, yang awalnya hanya sekali panen, dengan adanya pompa bisa panen dua hingga tiga kali,” jelas Andi Amran Sulaiman.(ST10)





