SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyatakan saat ini Jawa Timur menjadi tulang punggung lumbung pangan nasional. Selama tahun 2020 – 2022 Jawa Timur merupakan provinsi dengan produksi padi nomor 1 nasional yaitu sebesar 9,526 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Bahkan tahun 2022 ketersediaan beras di Jatim juga surplus sebesar 2.410.862 ton.
“Angka sementara produksi padi di tahun 2023 sebesar 9,591 juta ton GKG atau setara beras sebesar 5,538
juta ton. Angka produksi ini lebih tinggi 64,9 ribu ton GKG dibandingkan angka tetap produksi tahun 2022 yang sebesar 9,526 juta ton GKG,” terangnya.
Predikat Jatim sebagai lumbung pangan nasional juga terlihat dari kontribusi nomor satu untuk komoditas jagung, cabai rawit, bawang merah, mangga, pisang dan mawar.
Hal serupa juga terjadi untuk komoditas pangan lain yang meliputi sapi potong, sapi perah, ayam petelur, daging, telur, susu, gula kristal tebu, tembakau dan garam yang juga merupakan nomor satu nasional.
Jawa Timur juga merupakan eksportir tertinggi nasional untuk komoditas perikanan meliputi tuna, cakalang, tongkol dan udang. “Ketahanan Pangan Jawa Timur saat ini dalam posisi sangat baik, bahkan mampu menjadi tulang punggung nasional. Ketersediaan beras kita tidak hanya surplus tapi juga mampu memenuhi kebutuhan di 18 provinsi lain. Kita hanya defisit pada kedelai dan bawang putih,” ungkap Khofifah.
“Jadi mari kita bersama-sama mempertahankan Jawa Timur sebagai Lumbung Pangan Nasional. Pada tahun 2020 hingga 2022, kita merupakan produsen padi tertinggi di Indonesia, dimana pada tahun 2022 mencapai 9,526 juta ton GKG,” ajaknya.
Selain mempertahankan predikat Jatim sebagai lumbung pangan nasional, Khofifah juga mengajak sejumlah pihak untuk menumbuhkan semangat kedaulatan pangan. Semangat yang dimaksudkan adalah kedaulatan pangan yang berbasiskan pada potensi sumber pangan lokal.
“Mari kita kembangkan potensi sumber pangan lokal. Kita kembangkan lagi potensi wilayah dengan keberagaman pangan sumber karbohidrat pangan lokal yang keseluruhannya dapat mewujudkan kedaulatan pangan,” katanya
Jawa Timur, lanjut Khofifah, kaya sumber pangan lokal yang kaya akan karbohidrat seperti umbi-umbian, sukun, porang, sorghum dan lainnya yang memiliki nilai gizinya setara beras.
Tentu dalam pengembangan potensi sumber pangan lokal, dibutuhkan inovasi, kreatifitas dan kolaborasi. Salah satu contoh inovasi dan kreatifitasnya adalah dengan melakukan Pengembangan Pertanian Berbasis Keluarga Berkelanjutan.
Modelnya pun terbilang sederhana, yakni dengan perluas Pekarangan Pangan Lestari (Peka Pari) melalui pengembangan pemanfaatan pekarangan.
Pertanian Berbasis Keluarga dapat menjadi faktor penting dalam upaya peningkatkan ketersediaan pangan tingkat rumah tangga dan sekaligus sebagai penyedia pangan yang beragam, bergizi, seimbang, aman dan terjangkau bagi masyarakat.
Sementara dari segi kolaborasi, Khofifah juga mengajak para bupati/wali kota menangani masalah pangan secara terpadu. Selain itu kepada para ahli dari berbagai perguruan tinggi, ia meminta untuk melakukan riset dan pengembangan tentang peningkatan produksi dan produktivitas, seperti penemuan bibit unggul.
Sementara itu Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengapresiasi peran pemprov Jatim sebagai lumbung pangan nasional dan memberikan kontribusi yang besar bagi pemenuhan pangan Indonesia. “Ini patut diapresiasi, di daerah lain produksinya sedang turun tapi di Jawa Timur terus surplus bahkan mengalami peningkatan yanh sangat signifikan,” kata Arief.
Ia pun berharap pada periode berikutnya produksi pangan di Jawa Timur lebih tinggi lagi, agar ketahanan pangan baik di daerah maupun nasional semakin kuat.
Prasana pertanian yang sudah matang di Jawa Timur dihimbaunya untuk terus dioptimalkan dan didukung dengan kebijakan yang baik agar memperkuat eksistensi Jawa Timur sebagai lumbung pangan nasional.
Selain itu, Arief juga meminta agar alih fungsi lahan dapat ditekan sehingga lahan untuk sawah dan perkebunan tetap ada dan tersedia di Jawa Timur.
“Saya berharap agar langkah-langkah inovatif dan kerjasama yang terus berkembang di provinsi Jawa Timur dapat menjadi contoh yang menginspirasi bagi daerah lainnya di seluruh Indonesia,” katanya. (ST02)





