SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi melakukan penandatanganan Rencana Kerja Tahunan (RKT) dengan United Nation Children’s Fund (UNICEF) Infonesia dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Selasa (14/11). RKT ini tentang pemenuhan konvensi hak anak untuk Program Child Friendly Cities Initiative (CFCI).
Kepala Kebijakan Sosial UNICEF Indonesia, Yoshimi Nishino menyatakan Pemkot Surabaya sebagai kota pertama yang bergabung CFCI di Indonesia. Menurut dia, Surabaya telah menunjukkan komitmen dan kinerja yang luar biasa dalam perencanaan yang inklusif, alokasi anggaran untuk anak-anak, dan hasil yang mengesankan dalam perbaikan kesehatan anak.
Diungkapkan, dengan menjadi kota pertama di Indonesia yang bergabung dalam CFCI, Surabaya dapat menjadi contoh dan inspirasi untuk kota dan kabupaten lain di Indonesia. “Bergabungnya Surabaya ke dalam CFCI ini merupakan investasi untuk masa depan Surabaya. Melalui inisiatif ini, Surabaya memiliki kesempatan untuk lebih mengenalkan dirinya kepada dunia internasional, menarik investasi dan kemitraan untuk pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.
Sedangkan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan melalui penandatanganan kerjasama tersebut, ia berharap Kota Surabaya dapat menjadi Kota Layak Anak tingkat dunia. Apalagi, Kota Surabaya sendiri sudah enam kali berturut-turut mendapatkan predikat utama dalam penganugerahan dan pemberian penghargaan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA).
“Pada penganugerahan kemarin, kalau predikat paripurna nilainya 901, sedangkan kita sudah 900 kurang 1 (poin),” kata Eri.
“Kenapa kami memberanikan diri ke internasional dan satu-satunya di Indonesia? Karena kami berupaya di Surabaya selalu mengutamakan hak anak,” lanjutnya.
Ia menegaskan, pemenuhan konvensi hak anak sangat penting dalam pembangunan kota yang berkelanjutan dan berwawasan anak. Karena anak-anak adalah investasi berharga bagi masa depan kota dan bangsa, sehingga perlu memberikan perhatian khusus terhadap kebutuhan dan hak-hak mereka. Karenanya, Pemkot Surabaya terus berkomitmen mewujudkan Surabaya menjadi kota yang ramah anak.
“Nanti akan dipandu oleh UNICEF dan Bappenas agar menjadi kota yang ramah anak. Sebab, tidak semua lapisan penjuru di kota kami ketahui, UNICEF mengatakan kalau berbagai hal itu juga terjadi di kota-kota ramah anak di luar negeri. Tapi langkah yang dilakukan pemkot, dan bagaimana tahapan-tahapannya itulah yang kami lakukan,” tegas dia.
Ia menambahkan Pemkot Surabaya akan terus meningkatkan realisasi program-program pendukung. Seperti, kegiatan Sinau serta Ngaji Bareng di 168 Balai RW, dan Forum Anak Surabaya (FAS) di 31 Kecamatan. Bahkan, FAS telah dilibatkan dalam pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang), baik di tingkat kelurahan, kecamatan, maupun kota.
“Kami juga akan membuat modul bersama UNICEF dan Bappenas sehingga nanti anak di Surabaya lebih berani mengeluarkan pendapat,” ujar dia. (ST01)





