SURABAYATODAY.ID, JAKARTA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghadiri pengukuhan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Prof. Dr. Adi Suryanto, S.Sos., M.Si., CHRM sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Administrasi Publik di Politeknik STIA LAN Jakarta, Senin (30/10).
Pengukuhan Prof. Dr. Adi Suryanto dilakukan melalui Sidang Senat Terbuka Politeknik STIA LAN bertempat di Gedung Makarti Bhakti Nagari Jakarta dengan dibuka oleh Ketua Senat Politeknik STIA LAN Dr. Asropi.
Dalam pengukuhan tersebut, Prof. Dr. Adi Suryanto menyampaikan orasi ilmiah bertema “Transformasi Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara sebagai Strategi Mewujudkan Birokrasi Berkelas Dunia”.
Dalam orasi tersebut, ia menyampaikan bahwa untuk mewujudkan visi reformasi birokrasi tahun 2025 diperlukan perubahan strategi reformasi birokrasi.
Strategi reformasi birokrasi dikatakannya harus mengedepankan standardisasi, pengendalian terhadap input, dan perubahan yang berorientasi kepatuhan menciptakan birokratisasi perubahan yang kontra produktif dalam menjawab tuntutan inovasi dan kecepatan dalam merespon perubahan.
“Strategi reformasi birokrasi perlu diubah dari pendekatan kepatuhan menjadi pengembangan kapasitas ASN untuk belajar,” tegasnya.
Ia menambahkan urgensi perubahan strategi Reformasi Birokrasi ini didukung oleh laporan World Economic Forum tahun 2023. Dimana sebagian besar organisasi menjadikan pembelajaran dan pelatihan sebagai sarana utama untuk melakukan perubahan.
Sedangkan Investasi dalam pembelajaran dan pelatihan untuk pekerjaan menjadi opsi tertinggi dengan nilai poin 81,2% yang dipilih dalam laporan tersebut.
“Terlebih di tengah era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity) seperti saat ini, agile learning atau kegesitan dalam belajar dan mengembangkan kompetensi mutlak dibutuhkan bagi ASN,” terangnya.
“Sehingga para ASN bisa memberikan pelayanan terbaik dan mewujudkan reformasi birokrasi kelas dunia menuju Indonesia Emas 2045,” imbuhnya.
Gubernur Khofifah mengapresiasi orasi ilmiah yang disampaikan oleh Prof. Dr. Adi Suryanto dalam Sidang Senat Terbuka pengukuhannya. Menurutnya, orasi ilmiah ini akan semakin memperkuat semangat Pemprov Jatim dalam mewujudkan ASN Berkelas Dunia.
“Orasi ilmiah yang disampaikan sangat progresif. Transformasi pengembangan kompetensi ASN sangat dibutuhkan, baik oleh pemerintah pusat maupun daerah agar bisa memberikan pelayanan yang lebih baik, menjadikan birokrasi kita berkelas dunia dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” jelasnya.
Tidak hanya itu, menurut Khofifah, orasi ilmiah tersebut juga sejalan dengan semangat Pemprov Jawa Timur yang terus berinovasi dalam mengembangkan kompetensi ASN di Jawa Timur sebagai Enabler Leader dalam menjawab tantangan global. Salah satunya melalui gerakan ‘ASN Dahar Ngopi’ yang baru saja diluncurkan oleh Gubernur Khofifah bulan lalu.
“Di Jatim kita punya gerakan ASN Dahar Ngopi yang merupakan akronim dari ASN Tiada Hari Tanpa Pengembangan Kompetensi,” jelasnya.
Gerakan ‘ASN Dahar Ngopi’ merupakan sebuah gerakan pengembangan kompetensi yang diselenggarakan BPSDM Provinsi Jawa Timur mulai Senin sampai Jum’at dengan beragam menu pembelajaran melalui berbagai kanal digital.
Gerakan ini melengkapi program ASN Belajar yang telah menjadi program unggulan BPSDM Jatim. Dengan meningkatkan kompetensi ASN, hal ini sekaligus menjadi bagian mewujudkan birokrasi berkelas dunia.
“Gerakan ASN Dahar Ngopi ini untuk melengkapi program ASN Belajar, sekarang tidak hanya hari Kamis tapi mulai hari Senin sampai dengan hari Jumat, BPSDM Jatim memiliki program pengembangan kompetensi,” katanya.
Selain proses pengembangan kompetensi melalui beragam kanal digital, Pemprov Jatim melalui BPSDM juga terus memantau progres pengembangan kompetensi para ASN melalui Aplikasi Si Bang Kodir. Si Bang Kodir merupakan Sistem Aplikasi Pengembangan Kompetensi Mandiri khusus berbasis android untuk memudahkan ASN Jatim memantau proses pengukuran Indeks Profesionalitas (IP).
“Selain itu, manfaat aplikasi tersebut juga memberi kemudahan kepada seluruh ASN dalam melakukan pengisian serta penghitungan jam pelajaran yang telah berhasil ditempuh dalam waktu setahun. Sehingga, para ASN tidak hanya bisa mengembangkan namun juga bisa mengukur seberapa jauh kompetensinya telah berkembang,” urainya. (ST02)





