SURABAYATODAY.ID, BOJONEGORO – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menggelar acara Pengumuman Pemenang dan Penganugerahan BIA (Bojonegoro Innovative Award) Tahun 2023, Kamis (21/9) di Hotel Eastern. Lomba ini bertujuan menjaring seluruh inovasi di Kabupaten Bojonegoro untuk mendukung peningkatan kualitas Indeks Inovasi Daerah.
Kepala Bappeda Kabupaten Bojonegoro, Anwar Mukhtadlo menjelaskan peserta BIA 2023 diikuti para inovator dari OPD, pemerintah desa dan masyarakat. Rinciannya kepala OPD, 34 kepala puskesmas, 16 kepala desa, 6 inovator dari lingkup sekolah dasar, 1 inovator lingkup sekolah menengah pertama dan 36 masyarakat umum.
“Kegiatan ini sebagai bentuk mengapresiasi atas kerja cerdas OPD, pemerintah desa dan masyarakat melalui penerapan inovasi sehingga memberikan manfaat di semua kalangan. Selain itu juga untuk menciptakan daya saing antar OPD maupun daerah,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri yang dibacakan oleh Plh Kepala Pusat Kebijakan Pembangunan, Keuangan Daerah dan Desa Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri Kementerian Dalam Negeri, Abas Supriyadi menyampaikan mewakili Kemendagri mengapresiasi kegiatan BIA 2023.
Kegiatan ini memunculkan dan menciptakan para inovator yang menampilkan dan menunjukkan kreativitas inovator dalam menciptakan inovasi daerah. “Nantinya akan bermanfaat untuk masyarakat maupun daerah,” kata Abas.
Ia menjelaskan beberapa tahun terakhir Kabupaten Bojonegoro berhasil menyandang predikat inovatif bahkan sangat inovatif.
Abas mengungkapkan, tahun 2023 ini pihaknya telah menerima 99 inovasi daerah yang berasal dari Kabupaten Bojonegoro. Dari total 99 inovasi, 77 diantaranya yang memenuhi syarat untuk dinilai lebih lanjut. “Tahun 2018 dan 2019 mendapat predikat kurang inovatif. Sedangkan tahun 2020 hingga 2022 berpredikat dari inovatif menjadi sangat inovatif,” jelasnya.
Sementara itu, Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah mengatakan era inovasi saat ini lebih mengarah ke digitalisasi. Bupati Anna mengungkapkan pada 2002 mendapati sebuah toko handycraft yang menjual tas dari bahan bungkus plastik bekas. Dan sekarang ditingkatkan pada inovasi pelayanan digital.
Menurutnya, kategori inovasi harus menyesuaikan dengan kondisi masa ini termasuk juga kondisi pasar. “Daya dukung terhadap inovasi di OPD tentunya akan memberikan motivasi di dalamnya. “Menurut kami dengan tiga kriteria ini sudah sangat bagus karena akan memberikan pemantik kepada beberapa sektor,” kata Bupati Anna.
Ia berharap dengan penilaian ini dapat memberikan semangat ke seluruh OPD untuk saling berkompetisi maupun pemerintah desa serta masyarakat Bojonegoro. (ST10)





