SURABAYATODAY.ID, BOJONEGORO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro melalui Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) terus meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat. Beberapa langkah disosialisasikan melalui program SAPA Malowopati FM, pada Senin (4/9) dan mendapat banyak apresiasi dari warga.
Siaran SAPA! Malowopati kali ini menghadirkan drh. Faris Dimaswangi (Medik Veteriner Pertama Disnakkan), M. Cholilur R (Bidang Perikanan, Disnakkan), dan Fajar Zeti oktavia (Bidang Peternakan, Disnakkan).
drh Faris mengatakan pada Mei 2022 silam adalah pertama kali dilaporkannya penemuan penyakit PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) di Kabupaten Bojonegoro. Sejak saat itu, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Bojonegoro fokus pada vaksinasi PMK sebagai langkah pencegahan dan pengendalian penyebaran penyakit ini.
“Segala usaha yang telah dilakukan sudah dapat mengendalikan penyebaran PMK,” terangnya.
Ia menjabarkan penyakit ini hanya menyerang hewan ruminansia, yaitu hewan yang berkuku belah, memiliki lambung berjumlah 4, dan memamah biak. Semisal sapi, kambing, domba dan kerbau. Gejala hewan yang terjangkit virus PMK antara lain demam tinggi, kehilangan nafsu makan, produksi liur yang berlebihan, luka seperti sariawan, dan kerusakan pada kuku.
Sementara itu, M. Cholilur R, Kabid Perikanan menerangkan bahwa Disnakkan Bojonegoro juga aktif dalam pengembangan sektor perikanan. Antara lain dengan menjalankan program penebaran benih ikan. Penebaran benih ini telah dilakukan di 28 kecamatan di Bojonegoro. Jenis ikan yang ditebar antara lain ikan tawas dan ikan nila.
“Tujuan kita meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar embung,” jelasnya. Masyarakat dapat memancing atau mengambil ikan di embung untuk menambah asupan protein hewani yang dikonsumsi.
Disebutkannya, Disnakkan memiliki program rutin setiap tahun, yaitu Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemar Ikan). Gerakan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat mengonsumsi ikan, terutama di daerah dengan tingkat stunting tinggi. Selain itu, juga dilakukan Gerakan Makan Telur, Makan Daging, dan Minum Susu (Gerimis Madu). Program ini untuk meningkatkan kesadaran pentingnya konsumsi protein hewani dalam menekan angka stunting.
Untuk komoditas unggulan di Kabupaten Bojonegoro adalah hewan ternak sapi dan domba. Populasi domba di Bojonegoro merupakan yang terbesar di Jawa Timur. Populasi ternak domba Kabupaten Bojonegoro pada Desember 2022 mencapai 197.259 ekor.
Sedangkan Fajar Zeti dari Bidang Peternakan membeberkan rencana program tahun 2024 yakni stimulan vitamin dan obat cacing bagi indukan sapi betina agar bisa pulih lebih cepat pasca melahirkan dan dapat segera dikawinkan untuk kembali bunting sehingga dapat tercapai one year one calf (1 pedet dalam 1 tahun) yang nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan peternak. (ST10)





