SURABAYATODAY.ID, MAKASSAR – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan peningkatan iklim investasi di Jatim dilakukan melalui pemberian kemudahan berbisnis bagi investor. Pemberian kemudahan ini berupa fasilitas pasokan energi, penyediaan fasilitas dan infrastruktur, penyediaan lahan atau lokasi, panduan pelaksanaan pelaporan kegiatan investasi, fasilitasi dan koordinasi penjajakan investasi dengan pihak-pihak terkait.
Kemudian menjalin kerja sama untuk persiapan investasi, kemudahan perizinan berusaha yakni melalui aplikasi JOSS yang dibangun oleh DPMPTSP. Juga, Fasilitasi ketenagakerjaan dan hubungan industrial, memfasilitasi dan mengkoordinasikan penyelesaian masalah pelaksanaan investasi, serta penyediaan data dan informasi tentang peluang investasi melalui East Java Investment Hub.
“East Java Investment Hub ini adalah platform interaktif yang menyediakan informasi di Jatim kepada pelaku usaha dan masyarakat luas tentang peluang investasi, regulasi, kemudahan berusaha. Serta Helpdesk, portal untuk pemohon izin bertanya terkait proses perizinan di DPMPTSP Prov. Jatim,” urainya.
Kemudian juga ada Jatim Online Single Submission Goes Android Operating System (JOSS Gandos). Yakni sebuah aplikasi android terintegrasi yang dibangun DPMPTSP Jatim untuk mempermudah pelayanan perizinan yang menjadi kewenangan Provinsi Jatim.
“Selanjutnya Potential and Opportunity Investment (POINT), platform untuk mempromosikan potensi investasi Jatim terutama Investment Project Ready to Offer (IPRO) yang didesain berbasiskan peta digital atau Web Geographic Information System (web GIS), serta menampilkan informasi daya dukung investasi,” lanjutnya.
Menurutnya, kondusifitas iklim investasi di Jatim terlihat dari berbagai pencapaian. Dimana tren realisasi investasi di Jatim selama lima tahun terakhir yang menunjukkan tren positif. Berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal, realisasi investasi Jatim tahun 2022 sebesar Rp. 110,3 Triliun.
Realisasi investasi Jatim Tahun 2022 ini mengalami kenaikan dari tahun 2021 (y-o-y) sebesar 38,8%. Realisasi investasi ini terdiri dari investasi dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp. 44,9 Triliun atau tumbuh 66,7% dari tahun 2021 (y-o-y). Sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp. 65,4 Triliun dengan peningkatan 24,5% dari tahun 2021 (y-o-y).
Sedangkan realisasi investasi Jatim per Semester I Tahun 2023 mencapai Rp 61,1 Triliun. Capaian ini berkontribusi 9% terhadap realisasi nasional. Realisasi PMA juga konsisten tumbuh, hal ini menunjukkan terjaganya kepercayaan investor asing di Jatim.
“Alhamdulillah, pertumbuhan realisasi investasi Jatim konsisten di atas nasional. Keberhasilan menjaga kepercayaan investor asing terhadap Jawa Timur juga merupakan buah manis dari kerja keras Pemprov Jatim dan semua elemen strategis di Jawa Timur dalam mendorong dan mengelola investasi,” katanya.
“Salah satunya pelayanan pra dan pasca perijinan yang terintegrasi secara digital dan komprehensif. Beberapa upaya pengelolaan investasi telah dilakukan dengan memanfaatkan teknologi dan kolaborasi, diantaranya pelayanan berbasis elektronik yang lebih mudah dan informatif,” imbuhnya.
Tidak hanya itu, Jatim merupakan provinsi dengan tingkat kemudahan berbisnis tertinggi di Indonesia, dengan tingkat daya saing kedua setelah DKI Jakarta. Jatim memiliki sejumlah kawasan industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang mendukung peningkatan realisasi investasi dan juga berpotensi meningkatkan penciptaan lapangan kerja. (ST02)





