SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Hari Mangrove Sedunia diperingati setiap tanggal 26 Juli. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak semua pihak untuk terus memasifkan penanaman dan pelestarian mangrove. Karena dengan menanam mangrove, ekosistem akan terjaga, oksigen di lingkungan akan meningkat, dan pelestarian alam juga terlaksana.
“Hari ini peringatan hari Mangrove Sedunia. Ayo bersama nanam dan melestarikan mangrove sebagai sedekah oksigen, ini juga bagian dari rehabilitasi ekosistem mangrove kita,” ungkapnya di gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (26/7).
Ia meminta penggalakan mangrove terus dilaksanakan mengingat fungsi mangrove merupakan cadangan karbon dunia (blue carbon) yang mampu menyimpan karbon 4 kali lebih banyak dari hutan terestrial dan menyerap 20 kali lebih besar emisi CO2 dari hutan tropis.
Lebih lanjut, Khofifah menyampaikan, Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang konsisten dalam memperluas ekosistem mangrove. Menurutnya rehabilitasi ekosistem mangrove merupakan salah satu ikhtiar untuk pelestarian lingkungan yang bisa dilakukan oleh banyak komunitas dan masyarakat luas.
Guna mendorong perbaikan ekosistem mangrove, Gubernur Khofifah juga telah menerbitkan Surat Edaran yang ditujukan kepada para bupati/wali kota, pimpinan BUMN/BUMD/BUMS serta lembaga masyarakat pegiat lingkungan pada tanggal 31 Januari 2022 tentang pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis dan ekosistem mangrove di Jawa Timur. Hal itu agar penanaman mangrove di Jatim semakin masif.
Ia mengungkapkan bahwa Pemprov Jatim telah menyelenggarakan Festival Mangrove sebanyak 4 kali yaitu di Pasuruan, Sampang, Sidoarjo, dan Trenggalek. Rencana tahun ini akan diselenggarakan Festival Mangrove di Kota Surabaya.
“Banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa mangrove mampu menyerap CO2 lebih besar daripada tanaman yang ada di darat, makanya saya selalu mengajak ayo tanam mangrove, ayo sedekah oksigen,” ucapnya.
Gubernur Khofifah menuturkan menanam mangrove juga berseiring dengan pencanangan program nasional net zero emisi (NZE) yang di tahun 2060 diharapkan bisa diwujudkan. Oleh sebab itu, ia akan terus gencar mengkampanyekan penanaman mangrove.
Lebih lanjut dijelaskan Khofifah, berdasarkan data Dinas Kehutanan, Jawa Timur memiliki kawasan mangrove seluas 27.221 Ha atau 48% dari kawasan mangrove di Pulau Jawa. Ini merupakan kawasan terluas di antara Provinsi lainnya di Pulau Jawa dan Bali.
“Banyaknya pohon mangrove dan luasan rehabilitasi mangrove di Provinsi Jatim setara dengan 48% hutan mangrove se Pulau Jawa. Sehingga, menjadikan Jatim berada di peringkat pertama dengan kawasan mangrove terluas di Pulau Jawa,” tukasnya. (ST02)





