SURABAYATODAY.ID, BENGKULU – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebutkan, keberlangsungan ekosistem laut berpotensi mengantarkan Jatim pada perkembangan sektor ekonomi maritim menuju green economy dan selanjutnya menuju blue economy.
Sebagaimana diketahui, Blue Economy sendiri adalah pemanfaatan sumber daya laut berkelanjutan bagi laju pertumbuhan ekonomi, dengan tetap menjaga kesehatan ekosistem laut.
“Sekarang ini kita semua memiliki tugas mewujudkan Green Economy untuk selanjutnya menuju ke Blue Economy. Kita harus betul-betul memperhatikan kelestarian ekosistem di laut, karena akan berdampak pada kesejahteraan di darat,” ujarnya.
Sementara itu, beberapa hal yang diupayakan Pemprov Jatim melalui Dinas Kelautan dan Perikanan untuk menuju Blue Economy menyangkut konservasi wilayah kelautan. Seperti penetapan kawasan konservasi Perairan Gili Ketapang seluas 478 Ha, rehabilitasi terumbu karang seluas 24,84 Ha, rehabilitasi mangrove seluas 1.821,08 Ha, dan pembangunan 11 tanggul penahan ombak.
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jatim juga melakukan Underwater Restocking. Yaitu proses penebaran benih ikan ke dalam rumah ikan yang ditenggelamkan ke dasar laut tiga bulan sebelumnya. Benih ikan ini lalu berkembang biak dan besar dalam rumah ikan yang telah dipenuhi lumut atau tritip dan plankton sebagai sumber makanan benih ikan.
Program Beach Clean Up dan kegiatan penebaran benih-benih ikan lokal juga dilakukan di berbagai daerah.
“Blue Economy ini adalah pemanfaatan sumber daya laut yang memperhatikan keberlangsungannya. Karena itulah ekosistem laut harus betul-betul kira perhatikan,” terangnya.
“Karena imbasnya terlihat jelas pada pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan, dan lapangan kerja di lingkungan bahari yang berdampak positif pada kesehatan ekosistem laut,” imbuhnya kemudian. (ST02)





