SURABAYATODAY.ID, BOJONEGORO – Idul Adha tahun 2023 ini menjadi momentum penting napak tilas sejarah pengembaraan spiritual yang berujung pada tauhid yang dijalankan oleh Nabi Ibrahim AS. Dalam dimensi hablum minallahu Idul Kurban mengajarkan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan jalan mengorbankan sebagian harta sebagai bentuk pengabdian dan syariat Allah.
Sementara dalam dimensi hablum minnanas, ibadah kurban merupakan wujud solidaritas sosial terhadap sesama umat manusia, kesediaannya untuk berbagi kepada mereka yang membutuhkan yakni fakir miskin, anak yatim, dan orang-orang yang kurang beruntung secara ekonomi akan memperkuat ikatan sosial antara sesama manusia dan membantu mengurangi kesenjangan sosial. Dengan demikian, ibadah Kurban juga mampu menciptakan tatanan masyarakat yang lebih harmonis dan berkeadilan.
Hal tersebut disampaikan Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah pada kesempatan Salat Idul Adha di Masjid Besar Darussalam, Kamis (29/6). Dalam kurun waktu kepemimpinan, Bupati Anna mulai tahun 2018 hingga pertengahan tahun 2023, Pemkab Bojonegoro telah berhasil wujudkan 17 program prioritas mulai dari infrastruktur jalan hingga jembatan, sehingga dikenal dengan sebutan “Bojonegoro nglenyer”.
Di sektor pertanian, Pemkab Bojonegoro juga telah mendorong produktifitas kepada petani dengan Program Petani Mandiri (PPM). Kemudian lahirnya Perda tentang Penyelenggaraan Pendidikan sebagai bukti proram untuk mendukung Madrasah Diniyyah memberikan pelayanan terbaik bagi sekolah SD-SMA, serta memberikan tambahan insentif kepada Guru Tidak Tetap (GTT).
Sedangkan dalam upaya untuk mendorong pelayanan kepada warga, Pemkab telah menaikkan insentif bagi RT dan RW sebesar 100 persen dari insentif sebelumnya. Selanjutnya, Pemkab terus berupaya memberikan perhatian khusus kepada warga Bojonegoro yang masih berada dalam kondisi kekurangan, di antaranya melalui program “Rantang Kasih Moe” sebagai wujud perhatian peningkatan gizi para lansia di Kabupaten Bojonegoro.
Pemkab Bojonegoro telah membangun ribuan rumah tidak layak huni (RTLH) bagi warga atau dikenal dengan program ALADIN (perbaikan atap laintai dan dinding) sebagai usaha menciptakan kesetaraan dan rasa nyaman.
Di sektor kesehatan, seluruh warga di kabupaten Bojonegoro telah kami cover ke dalam BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial), sehingga warga Bojonegoro dapat mengakses pengobatan gratis. Program inilah yang kemudian menjadikan Bojonegoro menjadi satu-satunya kabupaten di Provinsi Jawa Timur yabg telah menerapkan UHC (Universal Health Coverage).
Program Santunan Duka (Sanduk) yang menjadi salah satu progrom prioritas pemerintah kabapaten dengan menyalurkan bantuan uang tunai yang diberikan kepada ahli waris (keluarga) yang tidak mampu, harapannya program ini dapat meringankan beban keluarga.
Untuk mencetak SDM yang unggul pemerintah kabupaten telah mengintervensi dengan berbagai program beasiswa pada setiap jenjang Pendidikan mulai dari tingkat Dasar hingga perguruan tinggi. Selain itu, kami laksanakan program RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau) untuk para kepala desa, BPD, perangkat desa, LKD, dan pendamping desa guna perkuat SDM.
“Kami akan terus berkomitmen untuk bersama-sama dengan masyarakat dan seluruh komponen untuk mewujudkan kabupaten Bojonegoro yang lebih maju selaras dengan visi dan misi kami sejak tahun 2018″, yakni “Menjadikan Bojonegoeo sebagai sumber ekonomi kerakyatan dan sosial budaya lokal untuk terwujudnya masyarakat yang beriman, sejahtera dan berdaya saing,” ungkapnya.
Usai menunaikan Salat Id, Bupati Anna menyerahkan seekor sapi kurban kepada Masjid Darussalam Bojonegoro. Sapi diterima oleh Imam besar masjid dan segenap pengurus di depan gerbang halaman Masjid Darussalam Bojonegoro.(ST10)





