SURABAYATODAY.ID NGAWI – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau inovasi pertanian yang dikembangkan oleh para petani yang tergabung dalam Poktan Sari III Dusun Nglencong Desa Dempel, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, Rabu (10/5).
Dikatakannya, peninjauan di Ngawi ini penting untuk mewujudkan visi Jatim sebagai lumbung pangan nasional. Mengingat, Ngawi termasuk dalam jajaran daerah tertinggi produktifitasnya sebagai penghasil padi secara nasional.
“Ngawi ini luas area tanamnya sekitar 50.000 hektare dengan indeks tanam 2,8. Jadi rata-rata luas tanah per tahun adalah 140.000 hektare. Produksi padinya juga mencapai 520.000 ton per tahun,” ujarnya.
“Pertanian mereka sudah maju dan banyak inovasi khusysnya dalam penggunaan pupuk organik dan dalam menjaga daya dukung alam. Makanya ini kita kuatkan di sini sebagai lumbung pangan nasional. Karena Ngawi memang daerah dengan produktivitas padi tertinggi nasional tahun 2022,” tambah Khofifah.
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah melihat alsintan yang digunakan para petani setempat. Antara lain traktor roda 2, traktor roda 4, transplanter alat tanam, perontok padi mobil, dan Combine Harvester serta vertical dryer dan Rice milling unit (RMU).


Tak hanya itu, Khofifah juga mengecek inovasi perlindungan tanaman Ngengat Airlines, juga No Setrom atau pembasmi hama tanpa listrik. Salah satu caranya yang digunakan petani setempat untuk membasmi hama adalah dengan memelihara burung hantu. Sehingga, hama seperti tikus dapat diminimalisir secara alami.
“Nanti bisa dibuat skema seperti apa karantina burung hantu atau apa yang panjenengan anggap efektif. Monggo koordinasi agar sesegera mungkin kita lakukan kesiapsiagaan itu untuk menjaga agar hama tikus dapat diberantas,” jelasnya.
Ia juga melihat praktek pembuatan biosaka, gudang dryer dan penggilingan padi, serta dua mesin pembantu Poktan. Yakni, mesin dryer 10 ton dengan bahan bakar sekam dan kayu, dan mesin penggiling padi dengan kekuatan 1.3 ton/jam dengan menggunakan mesin genset. (ST02)





