SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi melakukan inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah balai RW secara acak, Selasa (9/5). Sidak ini untuk memastikan pelayanan warga berjalan maksimal dan melihat sejauh mana proses pembenahan balai RW.
Dengan menggunakan Vespa, Eri Cahyadi yang didampingi Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Surabaya, M. Fikser menghampiri salah satu balai RW di Kelurahan Pacar Keling, Kecamatan Tambaksari.
Setibanya di balai RW 10, Kelurahan Pacar Keling, ia menghampiri salah satu petugas kelurahan yang berada di tempat. Di lokasi, ia berbincang dengan petugas kelurahan yang saat itu berjaga bersama Kader Surabaya Hebat (KSH).
Sesekali ia menanyakan jumlah warga miskin, balita stunting, hingga soal gizi buruk yang ada di Kelurahan Pacar Keling. Tak lama kemudian Camat Tambaksari, Yudi Eko Handono hadir.
Eri meminta untuk terus mengupdate warganya yang miskin, stunting, gizi buruk, hingga anak putus sekolah di balai RW. “Tolong nanti Pak Camat dan Bu Lurah jumlah stunting, gizi buruk, warga miskin itu datanya tempelkan dinding. Biar tahu, warganya yang belum tertangani dan itu nanti menjadi jadi target Panjenengan,” kata Eri.
Selanjutnya, Wali Kota Eri melanjutkan perjalanan menuju ke Balai RW XI Wonokusumo Bakti Timur 14, Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir. Sesampainya di lokasi, ia mendapati pelayanan di balai RW tersebut tutup. Tak lama kemudian dirinya memanggil lurah Wonokusumo, Bram Bennito.
Begitu pula di balai RW XI, Kelurahan Wonokusumo, Eri Cahyadi itu meminta lurah untuk memaksimalkan tempat tersebut untuk rembuk bersama dan melayani warga. “Kalau bisa itu lungguh bareng (duduk bersama), ngopi sama Pak RT dan Pak RW, rembuk bersama bahas kemiskinan ini biar turun menjadi berapa, stuntingnya berapa. Jadi menurunkan kemiskinan itu nanti gimana, menurunkan stunting gimana,” katanya.
Menurutnya tugas petugas pendamping RW bukanya bertugas mendata administrasi kependudukan (adminduk). Tetapi, pendamping kelurahan di balai RW juga harus bisa berdiskusi bersama warga, kemudian menargetkan penurunan kemiskinan, stunting, gizi buruk di wilayahnya.
“Saya inginnya penanggung jawab di balai RW ini itu, bukan hanya duduk ngurusi adminduk kemudian pulang. Makanya saya sudah bilang, pegawai negeri nggak usah di kantor, kalau bisa turun di balai RW, jangan hanya adminduknya saja yang berjalan tapi yang lainnya juga,” tegas dia.
Eri berharap, bukan hanya pegawai negeri yang bertugas di kelurahan saja yang turun di balai RW, tetapi juga petugas puskesmas, dinas, dan sebagainya. “Orang dispendukcapil harus ada, puskesmas ada, dari dinkes juga harus ada di kelurahan ini. Maka dari itu harus turun bukan hanya di kantor,” harapnya.
Ia menambahkan, ia ingin pengerjaan balai RW yang kondisinya sudah tidak layak untuk segera dikerjakan dan dilakukan perbaikan. Dirinya ingin semua perbaikan balai di Surabaya bisa selesai pada akhir Mei 2023 mendatang.
“Saya sudah perintahkan semuanya, balai RW itu dikerjakan dan diperbaiki. Baik itu yang berdiri di tanah pemkot maupun bukan, kalau itu berdiri di tanah pemkot bisa masuk ke dana belanja modal, kalau bukan tanah pemkot, masuk ke dana belanja barang dan jasa. Aku kaget, ternyata belum dikerjakan sama sekali, padahal sudah diperintahkan sejak Februari,” pungkasnya. (ST01)