SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Hari ini merupakan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Di hari yang diperingati setiap 2 Mei ini, Komisi D DPRD Surabaya meminta agar Pemkot Surabaya, terutama Dinas Pendidikan (Dispendik) agar menjadikan pelecut pendidikan di Kota Pahlawan terus menjadi lebih baik.
Ketua Komisi D Khusnul Khotimah mengatakan Hardiknas jangan sekadar diperingati secara seremonial tahunan. Lebih dari itu, Hardiknas harus menjadi cambuk mewujudkan Merdeka Belajar.
“Dengan konsep Merdeka Belajar harus mampu menciptakan kemerdekaan berkreatifitas guru dan siswa,” ungkapnya.
Ia menerangkan Merdeka Belajar harus juga didukung lingkungan, orang tua dan lembaga pendidikan. Dikatakannya, sistem ini juga menekankan bahwa sistem pendidikan harus bebas dari tiga hal. Meliputi perundungan, intoleransi dan kekerasan seksual.
Terkait hal tersebut, Khusnul menyebut pendidikan di Surabaya masih mempunyai Pekerjaan Rumah (PR). Sebab hingga kini masih muncul kasus-kasus kekerasan seksual pada anak usia sekolah.
Kasus terbaru adalah kasus pemerkosaan terhadap siswi SMP di Surabaya hingga hamil. “Kasus ini perlu mendapat perhatian khusus, karena korbannya adalah anak-anak di bawah umur,” ungkapnya.
Politisi perempuan ini menandaskan kasus semacam itu jangan sampai terulang. Sebagai upaya pencegahan, ia menyatakan dibutuhkan peran Tri Pusat Pendidikan yakni keluarga, sekolah dan masyarakat.
Pada puluhan dekade sebelumnya, lanjut Khusnul, Ki Hajar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Indonesia, sudah mengingatkan tentang pentingnya Tri Pusat Pendidikan ini. Karena itu, dengan Merdeka Belajar yang dikolaborasikan Tri Pusat Pendidikan, Kota Surabaya harus mampu menciptakan pendidikan yang lebih baik.
“Ki Hajar Dewantara sudah mengingatkan jika mewujudkan pendidikan yang berkualitas tidak hanya berasal dari sekolah. Tapi juga dari keluarga dan masyarakat. Tiga elemen ini harus saling memiliki peran, untuk menciptakan generasi penerus yang berkualitas,” jelasnya. (ADV-ST01)